(Arrahmah.com) – Banyak ustadz, mubaligh dan imam yang berdoa kepada Allah Ta’ala agar dikaruniai husnul khatimah, kematian yang baik yang dapat mengantarkan dirinya kepada ridha Allah dan surga-Nya. Ia membaca doa tersebut dengan keras dan jama’ah pengajian atau jama’ah shalat mengamini doanya dengan khusyu’.
Memang, setiap muslim memang harus mencita-citakan husnul khatimah sebagai penutup kehidupannya di muka bumi ini. Memang, setiap muslim harus senantiasa memohon kepada Allah agar dikaruniai husnul khatimah.
Persoalannya adalah sebagian ustadz, mubaligh dan imam shalat itu membaca doa tersebut dengan lafal yang —maaf-maaf— ‘kurang berkwalitas’ dan ‘kurang komprehensif’. Doa yang dilantunkannya berbunyi: Ya Allah biha, ya Allah biha, ya Allah biha, ya Allah bi-husnil khatimah. Secara harfiah, artinya adalah Ya Allah, (matikanlah kami) dengannya! Ya Allah, (matikanlah kami) dengannya! Ya Allah, (matikanlah kami) dengannya! Ya Allah, (matikanlah kami) dengan husnul khatimah!
Subhanallah, kenapa mereka lebih suka melantunkan doa gubahan sendiri seperti itu? Padahal dalam masalah memohon husnul khatimah, Allah Ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam telah mengajarkan doa-doa super hebat yang sangat berkwalitas dan komprehensif? Bukankah sebaik-baik doa adalah doa yang diajarkan langsung oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam dalam hadits shahihnya?
Di antara doa husnul khatimah yang diajarkan langsung oleh Allah dalam Al-Qur’an adalah doa golongan ulul albab, yaitu firman Allah:
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan rasul) yang menyeru kepada iman (yaitu): “Berimanlah kalian kepada Rabb kalian!”, maka kami pun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa besar kami, hapuskanlah dari kami dosa-dosa kecil kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang senantiasa berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran [3]: 193)
Doa husnul khatimah lainnya dalam Al-Qur’an adalah doa nabi Yusuf ‘alaihis salam yang sangat baik apabila selalu kita lantunkan:
فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
(Ya Allah) Tuhan Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan golongan orang-orang yang saleh. (QS. Yusuf [12]: 101)
Doa husnul khatimah lainnya dalam Al-Qur’an adalah doa para tukang sihir Fir’aun yang bertaubat dan beriman kepada nabi Musa dan Harun ‘alaihimas salam:
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
“Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan beragama Islam (berserah diri kepada-Mu).” (QS. Al-A’raf [7]: 126)
Adapun di antara contoh doa husnul khatimah yang diajarkan secara langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam adalah:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ.
“Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath. Al-Hafizh Nuruddin Al-Haitsami dalam Majmauz Zawaid wa Mambaul Fawaid, 10/158 no. 17267 menshahihkan sanadnya)
Wallahu a’lam bish-shawab.
(muhib almajdi/arrahmah.com)