“Tidak ada saling halang menghalangi, ini semuanya yang penting menuju kebaikan, tidak menuju keburukan,” katanya usai memimpin rapat harian DMI di Kantor Pusat DMI di Jakarta, Rabu (10/7/2019), lansir ROL.
Sebelumnya, pada Ahad (7/7) Hanan Attaki dijadwalkan akan memberikan pengajian dengan tema “Sharing Time Menjemput Keajaiban dalam Ujian” di Hotel Bahari Inn, Kota Tegal. Ustadz Hanan Attaki beserta jamaah juga sudah tiba di lokasi kegiatan.
Tetapi, GP Ansor Kota Tegal berkirim surat dan menyatakan keberatan dengan adanya pengajian tersebut dan menyebut ceramah Hanan Attaki provokatif. Acara kemudian dibatalkan.
Syafruddin, yang juga juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) menegaskan bahwa penyelesaian masalah dengan cara yang damai, selain melalui tabayun, juga bisa melalui penegakan hukum ataupun melalui kompromi.
Ia menegaskan, sesama umat Islam harus menjaga kerukunan satu sama lain dan juga dengan umat yang lain demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Umat Islam harus rukun, bersatu dan saling pengertian satu sama lain,” tandasnya.
Syafruddin juga berpesan kepada sesama umat Islam untuk tidak saling menjelekkan satu dengan yang lain.
“Karena umat Islam adalah umat agama yang besar, agama yang ‘rahmatan lil alamin’,” katanya.
Islam, lanjutnya, diturunkan oleh Allah SWT untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh umat Islam untuk bersatu dan tidak saling mencemooh satu sama lain, terlebih lagi bersengketa satu dengan yang lain.
Ustad Hanan Attaki merupakan pendiri Komunitas Pemuda Hijrah yang berpusat di Bandung. Bernama lengkap Tengku Hanan Attaki, pria kelahiran Aceh pada 31 Desember 1981 itu adalah lulusan Program Studi Tafsir Al Quran di Fakultas Ushuluddin, Universitas Al Azhar Kairo, Mesir.
(ameera/arrahmah.com)