BENGHAZI (Arrahmah.com) – Dewan Keamanan PBB pada Rabu (19/11/2014) menambahkan kelompok Islam Anshar al-Shariah Libya ke dalam daftar “teroris” milik mereka. Kelompok ini dituduh terlibat dengan serangan pada September 2012 terhadap gedung konsulat AS di Benghazi yang menewaskan duta besar AS untuk Libya dan tiga warga Amerika lainnya.
DK PBB memberlakukan sanksi terhadap Anshar al-Shariah karena hubungannya dengan Al Qaeda, dengan memberlakukan embargo senjata, membekukan aset dan larangan perjalanan global. Hal itu atas permintaan dari Inggris, Perancis dan Amerika
Serikat.
Menurut ketiga negara kafir penjajah tersebut, sejak 2012, sayap Anshar al-Shariah di Benghazi telah mengoperasikan beberapa kamp pelatihan terutama untuk membantu kelompok-kelompok Mujahidin di Suriah dan Irak serta di Mali. 12 pejuang
dari 24 yang menyerang komplek gas di Amenas, Aljazair di tahun 2013, dilatih di kamp-kamp yang didirikan oleh Anshar al- Sahriah di Benghazi, ujar dokumen seperti dilaporkan oleh Al Arabiya hari ini (20/11).
Baru-baru ini, kelompok ini juga melakukan serangan terhadap pasukan keamanan Libya, tambahnya.
Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius di bulan September mengatakan dalam pertemuan di sela-sela sidang Majelis Umum PBB bahwa Anshar al-Shariah harus menghadapi sanksi sebagai bagian dari upaya untuk mencegah Libya bergeser lebih
jauh ke dalam kekerasan.
Sejak revolusi untuk menggulingkan diktator Moammar Qaddafi pada tahun 2011, keadaan di Libya belum pulih seutuhnya. Pemerintah boneka yang diakui oleh negara-negara Barat terpaksa harus melarikan diri dan berlindung jauh di timur negara
untuk menghindar dari koalisi yang menguasai Tripoli pada akhir Agustus.(haninmazaya/arrahmah.com)