DAMASKUS (Arrahmah.id) — Pemimpin otoritas baru Suriah Ahmad asy Syaraa mengatakan dirinya optimis bahwa 14 juta warga Suriah yang mengungsi ke luar negeri akan kembali ke negara mereka dalam waktu dua tahun setelah jatuhnya rezim Bashar Assad.
Berbicara kepada pembuat film dokumenter yang berbasis di Dubai dan YouTuber Joe HaTTab, Asy Syaraa menekankan bahwa setelah runtuhnya rezim Baath yang berusia 61 tahun pada Desember lalu, warga Suriah yang terpaksa meninggalkan tanah air mereka kini perlahan-lahan telah kembali.
“Saya yakin 14 juta warga Suriah akan kembali ke negara mereka dalam dua tahun. Hanya sekitar 1 hingga 1,5 juta yang akan tetap tinggal (di luar negeri),” kata dia, dikutip dari Anadolu Agency (13/1/2025).
Asy Syaraa mengkritik rezim Assad yang digulingkan karena menggunakan lembaga negara untuk menekan dan mendominasi penduduk, menyelenggarakan lembaga untuk menindas rakyat dan menggunakan taktik seperti penyiksaan dan pembunuhan.
Dia menguraikan komitmen pemerintahannya terhadap keadilan sebagai prinsip dasar untuk rekonstruksi dan pembangunan Suriah.
“Jika negaranya lemah, maka warganya tidak akan kuat,” ujar dia sambil menggarisbawahi perlunya perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang bagi lembaga-lembaga publik, badan-badan legislatif, eksekutif, dan sektor-sektor lainnya selama proses ini.
Dia juga mengungkapkan bahwa mengatasi tantangan masyarakat saat ini akan memerlukan waktu tetapi dapat dicapai melalui perencanaan yang konsisten dan pendidikan publik.
Asy Syaraa mengatakan rakyat Suriah telah menguburkan keputusasaan mereka melalui revolusi.
“Sekarang, warga Suriah mengangkat kepala mereka tinggi-tinggi di mana-mana. Kami telah mengubah arah sejarah.”
Dia menekankan keharmonisan di antara semua lapisan masyarakat, sambil mencatat “ada konsensus sosial di Suriah. Berkat ini, pertama kalinya di Suriah, orang-orang akan dapat hidup bersama dengan penuh cinta.”
Asy Syaraa menekankan bahwa revolusi telah selesai dengan runtuhnya rezim dan sekarang saatnya untuk beralih dari pola pikir revolusioner ke pola pikir berorientasi negara.
Menggambarkan tujuan pemerintahan baru sebagai “kemenangan tanpa balas dendam,” dia mendukung upaya rekonsiliasi dan memberikan ampunan bagi mereka yang berpindah kesetiaan setelah rezim jatuh.
Namun, Asy Syaraa membuat pengecualian, dengan megatakan bahwa mereka yang terlibat dalam penyiksaan, pengeboman atau pembantaian, seperti yang terjadi di Penjara Sednaya di ibu kota Damaskus, tidak akan diberikan amnesti.
Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim menguasai Damaskus pada 8 Desember, mengakhiri rezim Partai Baath yang telah berlangsung selama puluhan tahun. (hanoum/arrahmah.id)