LOMBOK (Arrahmah.com) – Gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter(SR) mengguncang Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Ahad (29/7/2018). Gempa terjadi pukul 06.47 WITA.
Gempa tersebut menyebabkan 17 orang tewas, ribuan orang mengungsi, serta puluhan rumah rusak dan rubuh. Musibah ini mendapat perhatian besar dari Front Pembela Islam (FPI) khususnya divisi kemanusiaannya yaitu Hilal Merah Indonesia (HILMI).
Sehari pasca gempa, Senin (30/7), DPD FPI NTB dan HILMI NTB langsung bergerak memboyong berbagai logistik bantuan untuk membantu penderitaan para korban.
Menerjunkan lebih dari 20 orang laskar yang dipimpin koordintor lapangan Ustadz Saparudin dan pemonitor Harun Mulachela, HILMI-FPI NTB langsung menyusur titik-titik daerah terisolir dan pendataan dampak bencana guna pendistribusian bantuan.
Adapun daerah-daerah yang terisolir yang berhasil ditelusur oleh Tim HILMI-FPI NTB sebagai berikut:
1. Desa Laka Serea
2. Desa Tereng ilut
3. Desa Telaga Legundi
4. Desa Sembulan Batu
5. Desa Kebaloan Atas
6. Desa Kebaloan Bawak
7. Desa Anyar, Kecamatan Bayan
8. Desa Ancak, Karang Bajo
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB merilis hasil hitung cepat kerusakan dan kerugian akibat gempa. Taksiran sementara untuk tahap Rehab Rekon (RR) Rp342 Miliar.
Angka ini menurut Kepala BPBD NTB, Ir. H. Mohammad Rum, MT berdasarkan hitung cepat sementara sampai dengan tanggal 2 Agustus 2018 pukul 10.00 WITA.
“Diperoleh nilai kerusakan dan kerugian akibat gempabumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar Rp342.290.287.500,” sebutnya dalam siaran pers yang diterima Suara NTB, Kamis (2/7/2018) malam.
(ameera/arrahmah.com)