NEW DELHI (Arrahmah.id) — Badan Investigasi Nasional (NIA) dan Direktorat Penegakan (ED) India telah menangkap 106 orang yang terkait dengan organisasi Muslim dalam serangan anti-teror massal. Mereka melakukan operasi pencarian bersama di seluruh negeri terhadap Populer Front of India (PFI).
Pemerintah India menuduh front tersebut memiliki hubungan dengan organisasi teroris. Tuduhan tersebut telah dibantah oleh Front of India karena mereka menggambarkan dirinya sebagai gerakan pemberdayaan masyarakat yang terpinggirkan di India.
“NIA melakukan pencarian di 93 lokasi di 15 negara bagian India, yaitu Kerala, Tamil Nadu, Karnataka, Andhra Pradesh, Telengana, Uttar Pradesh, Rajasthan, Delhi, Assam, Madhya Pradesh, Maharashtra, Goa, Benggala Barat, Bihar, dan Manipur, ” kata NIA dalam pernyataan, dikutip TRT World (23/9/2022).
Penggeledahan dilakukan di rumah-rumah dan kantor para pemimpin dan anggota front sehubungan dengan lima kasus. Kasus-kasus tersebut diajukan mengikuti masukan dan bukti lanjutan bahwa para pemimpin dan kader PFI terlibat dalam pendanaan terorisme dan kegiatan teroris, mengorganisir kamp pelatihan untuk memberikan pelatihan bersenjata, dan meradikalisasi orang untuk bergabung dengan organisasi terlarang.
Sebelumnya, media lokal melaporkan lebih dari 100 pemimpin dan pejabat tinggi yang terkait dengan kelompok itu ditangkap selama penggerebekan nasional. Namun, menurut pernyataan resmi, 45 penangkapan telah dilakukan.
“Sebanyak 19 tersangka telah ditangkap dari Kerala, 11 telah ditangkap dari Tamil Nadu, 7 dari Karnataka, 4 dari Andhra Pradesh, 2 dari Rajasthan, masing-masing 1 dari UP dan Telangana,” ujar NIA.
PFI mengutuk penggerebekan tersebut. Mereka menyebut tindakan itu sebagai penangkapan tidak adil dan sebuah pelecehan terhadap para pemimpin nasional dan negara bagian.
Menurut mereka, tuduhan tak berdasar dan sensasionalisme dari NIA semata-mata ditujukan untuk menciptakan suasana teror. PFI akan tetap teguh dalam perjuangannya untuk mengembalikan nilai-nilai demokrasi dan semangat konstitusi negara.
Setelah aksi pada Kamis, anggota front melakukan protes di negara bagian selatan Tamil Nadu dan Karnataka. Jamaat-e-Islami Hind, sebuah organisasi Islam India, telah mengutuk serangan dan tindakan keras terhadap kepemimpinan dan kantor front.
“Jamaat-e-Islami Hind sangat prihatin dengan serangan NIA dan ED di kantor dan pemimpin PFI. Instansi seperti NIA dapat menyelidiki orang-orang yang memiliki bukti jelas, tetapi tindakan tersebut harus tampak tidak bias dan bebas dari motivasi politik” kata presiden Syed Sadatullah Husaini dalam sebuah pernyataan.
Penggerebekan juga telah dikutuk oleh Moideen Kutty Faizy, presiden Partai Sosial Demokrat India.
“Penggerebekan nasional di kediaman para pemimpin adalah tanda afirmatif dari upaya untuk meredam suara-suara yang berbeda,” katanya. (hanoum/arrahmah.id)