LAHORE (Arrahmah.id) — Polisi Pakistan berencana menggeledah rumah mantan Perdana Menteri Imran Khan di Lahore, Punjab. Tindakan ini setelah adanya rumor bahwa di rumah mantan orang nomor satu Pakistan itu disembunyikan 40 anggota kelompok Tehrik
Taliban Pakistan (TTP).
“Kami mendapat informasi bahwa ada sekitar 40 anggota TTP yang bersembunyi di sana. Jadi saya pikir kami membutuhkan sekitar 400 polisi untuk menggeledah rumah tersebut,” kata Amir Mir, Menteri Penerangan Provinsi Punjab, seperti dikutip dari Reuters (19/5/2023).
Tindakan aparat keamanan yang mengepung rumah Khan ini diprediksi dapat memicu lebih banyak kekerasan sebab pengepungan telah dilakukan sejak Jumat (19/5/2023) malam.
Rumah Khan yang terletak di lingkungan Taman Zaman di Lahore itu, pada bulan Maret, sempat menjadi tempat perkelahian sengit. Perkelahian terjadi antara pendukung dan polisi yang mencoba menangkap mantan bintang kriket berusia 70 tahun itu karena tidak muncul di pengadilan.
Khan akhirnya ditangkap pada 9 Mei atas tuduhan korupsi, yang dia bantah, dan kemudian dibebaskan dengan jaminan yang diperintahkan pengadilan yang berakhir akhir bulan ini.
Penangkapannya memicu gelombang kekerasan yang membuat para pendukung menyerang instalasi militer dan gedung pemerintah lainnya.
Bentrokan itu terjadi ketika negara Asia Selatan berpenduduk 220 juta itu menghadapi krisis ekonomi terburuk yang pernah ada, dengan dana kritis IMF diperlukan untuk mencegah krisis neraca pembayaran yang tertunda selama berbulan-bulan.
Pada hari Rabu, pemerintah Punjab meminta Khan untuk menyerahkan pendukung yang disalahkan atas serangan terhadap tentara yang kuat dan yang katanya bersembunyi di rumahnya.
Khan membantah melindungi siapa pun yang terlibat dalam kekerasan, dan mengatakan pihak berwenang dapat menggeledah rumahnya tetapi hanya dengan surat perintah resmi dari pengadilan.
Pada hari Kamis, ajudan Khan Iftikhr Durrani mengizinkan jurnalis ke beberapa area di rumah Khan di Lahore untuk “mencari teroris”. (hanoum/arrahmah.id)