JAKARTA (Arrahmah.com) – Aksi bela Islam II pada 4 November 2016 berlangsung damai hingga sore hari. Akan tetapi, setelah Maghrib, kericuhan mulai pecah. Beredar di media massa dan media sosial bahwa dalang kerusuhan dan provokator adalah massa dari HMI. Terkait tudingan tersebut, berikut klarifikasi dari HMI:
Salam perjuangan…
Alhamdulillah.. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah menggerakkan ummat Islam Indonesia pada hari ini, sehingga semenjak pagi hari masyarakat berbondong-bondong datang ke istana negara.
Begitupun dengan kader Himpunan Mahasiswa Islam, generasi muda Islam yang tidak lepas dari perjuangan demi tegaknya keadilan.
Semula aksi berjalan dengan damai dan tertib, hanya ada keributan-keributan kecil sampai terdengar Adzan magrib. Namun kami menyayangkan adanya tnidakan-tidakan dari provokator yang tidak bertanggung jawab, sehingga terjadi chaos antara peserta aksi dengan aparat kepolisian, dan lebih mengecewakan lagi karena HMI dituduh sebagai dalang kericuhan dan sebagai provokator.
Oleh karena itu, atas nama Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) perlu kami sampaikan beberapa hal diantaranya:
1. Bahwa benar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melakukan aksi unjuk rasa menuntut penegakan hukum atas kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama pada tanggal 4 November 2016.
2. Masa aksi dari HMI berada pada posisi paling depan sebelah kiri jalan merdeka barat.
3. Masa aksi HMI datang jam 13.30 sampai magrib berjalan tertib dan damai, dan kita shalat magrib berjamaah dijalan.
4. Sesuai kesepakatan aksi HMI akan menarik diri Bakda shalat magrib, namun karena posisi HMI berada dibarisan paling depan, membawa mobil komando dan 1 mobil Innova, maka tidak dimungkinkan untuk mundur. Sehingga kita duduk-duduk di sekitar mobil menunggu aksi selesai.
5. Masa aksi HMI hanya beratribut bendera kecil dengan tiang bambu belah sepanjang 1,2m sehingga tidak mungkin menjebol barikade polisi.
6. Bahwa tidak benar ada benturan aksi antara masa HMI dan masa FPI.
7. Kericuhan terjadi Ba’da isya yang dipicu oleh masa yang tidak dikenal oleh kader HMI dari mana asalnya dan siapa pemimpinnya masuk di barisan depan masa HMI kemudian ribut dengan aparat sampai akhirnya aparat kepolisian menembakkan gas air mata. Selanjutnya Aksi masa HMI membubarkan diri ke belakang dan tidak kembali lagi ke depan istana. Dan setelah itu baru terjadi kebakaran yang kami tidak tahu siapa pelakunya dan apa yang terbakar.
8. Kami menyesalkan adanya kericuhan yang mewarnai aksi demonstrasi tanggal 4 November 2016.
9. Kami juga menyesalkan ucapan Kapolda Metro Jaya (Irjen. Irawan) yang menyatakan bahwa Kericuhan berasal dari HMI, dan HMI adalah provokator. Kami meminta Kapolda untuk melakukan klarifikasi dan minta maaf atas pernyataannya tersebut.
10. Kami mendukung usaha kepolisian untuk menyelidiki lebih jauh dan lebih teliti pihak-pihak yang memicu kericuhan hingga menciderai aksi damai.
11. Kami meminta seluruh kader HMI untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh pemberitaan media yang menyudutkan HMI.
12. Sampai hari ini kami masih mendata jumlah total korban akibat terjadinya Chaos, sementara yang teridentifkasi berjumlah 5 orang.
13. Kami mengucapkan terima kasih kepada kader HMI dan seluruh ummat Islam yang telah melakukan aksi bersama tanggal 4 November 2016. Tetap jaga semangat perjuangan.
Billahitaufiq Wal Hidayah.
Wassalamualaikum..wr..wb.
Pengurus Besar
Himpunan Mahasiswa Islam
Mulyadi P. Tamsir (Ketua Umum)
Amijaya (sekretaris Jenderal)
(ameera/arrahmah.com)