DAMASKUS (Arrahmah.com) – Rezim Nushairiyah pimpinan Assad kembali dilaporkan menggunakan gas kimia mematikan yang pernah digunakan dalam Perang Dunia Pertama, dalam serangkaian serangan baru-baru ini.
Francois Hollande, presiden Perancis, pada Ahad (20/4/2014) menyatakan rezim Suriah terus menggunakan senjata kimia di garis depan.
Pemeriksaan terhadap serangan di tiga kota di minggu terakhir menunjukkan penggunaan gas klorin, meninggalkan puluhan orang harus dirawat untuk gejala keracunan, seperti dilaporkan Telegraph.
Saat rezim Suriah mengklaim telah menyerahkan 80 persen cadangan senjata kimia untuk dihancurkan di bawah pengawasan PBB, mereka terus menggunakan senjata tersebut untuk membunuh warga sipil Muslim Suriah.
“Kami memiliki beberapa elemen informasi tapi saya tidak punya bukti,” ujar Hollande. “Yang saya tahu adalah apa yang kita lihat dari rezim ini adalah metode mengerikan yang digunakan dan penolakan dari setiap transisi politik.”
Serangan gas beracun dipandang sebagai alat yang sangat efektif dalam memicu kepanikan dan ketakutan di daerah yang dikuasai Mujahidin Suriah. Pejabat Perancis pada Ahad (20/4) menunjukkan laporan intelijen mengenai serangan gas beracun yang sedang diteliti.
Para pejabat Amerika dan Inggris sedang meneliti rekaman video yang memperlihatkan tabung gas klorin buatan Cina dengan detonator peledak telah menghantam kota Kafr Zeta di dekat Hama.
Para aktivis mengatakan gas itu digunakan selama pertempuran sengit ketika pasukan rezim tampaknya kehilangan kendali atas kota strategis Khan Sheikhoun.
Klorin pertama kali digunakan 99 tahun lalu oleh pasukan Jerman selama pertempuran kedua Ypres untuk menyerbu parit Anglo-Perancis, 30,000 nyawa melayang saat itu. (haninmazaya/arrahmah.com)