LONDON (Arrahmah.id) — Sebuah rumah sakit di London, Inggris, mendapat kecaman karena menghapus karya seni anak-anak Palestina dari pajangan, menyusul tekanan dari kelompok lobi pro-Israel.
Dilansir Middle Eat Monitor (26/2/2023), karya seni yang ditampilkan di rumah sakit Chelsea and Westminster Hospital digambar oleh anak-anak Palestina dari Gaza, dan menampilkan sejumlah desain seperti wanita Palestina yang mengenakan thobes bordir tradisional, panen zaitun, serta bendera nasional Palestina yang berkibar di atas Al-Aqsa.
Karya seni berjudul “Crossing Borders – A Festival of Plates”, dirancang oleh anak-anak sekolah dari dua sekolah United Nations Relief Work Agency (UNRWA) di daerah kantong yang terkepung, dan dipajang di departemen rawat jalan anak-anak.
Karya seni tersebut dilaporkan dipindahkan awal bulan ini dari rumah sakit setelah sejumlah pasien Yahudi mengeluh bahwa karya seni tersebut membuat mereka merasa “rentan, menjadi korban, dan dilecehkan”.
Pencopotan itu telah memicu kemarahan, yang menyebut langkah tersebut sebagai upaya licik untuk melindungi Israel dari pertanggungjawaban, mengacu pada pendudukan ilegal wilayah Palestina.
Keluhan diajukan oleh Pengacara Inggris untuk Israel, (UKLFI), yang menggambarkan dirinya sebagai kelompok pengacara Inggris yang menggunakan advokasi, penelitian hukum dan kampanye untuk mendukung Israel, menggunakan keahlian mereka secara pro bono untuk memerangi BDS dan delegitimasi Israel.
UKLFI dilaporkan menuntut agar rumah sakit menghapus pameran tersebut setelah didekati oleh pasien Yahudi untuk “membantu” masalah tersebut.
“Benar-benar menyedihkan UKLFI dan rumah sakit Chelsea and Westminster Hospital karena menyerah,” kata Jocelyn Hurndall, seorang penulis dan wali Pengacara untuk Hak Asasi Manusia Palestina.
“Karya seni seharusnya menyatukan,” ia menambahkan seperti dikutip dari New Arab (26/2).
Manajer kampanye Amnesty International Inggris, Krystian Benedict, mengatakan: “membela apartheid Israel sangat aneh bagi etika Anda,” mengacu pada pujian UKLFI atas pencopotan karya seni tersebut.
Fanar Haddad, asisten profesor di The University of Copenhagen dan penulis, menyebut keluhan UKLFI sebagai ketidakberdayaan yang kejam dan respons dari pihak rumah sakit sebagai “ketidakberdayaan yang mendambakan”.
Selain itu, dalam siaran pers mereka, UKLFI awalnya menulis bahwa mereka dengan senang hati melaporkan bahwa Rumah Sakit Chelsea dan Westminster telah copot pajangan karya seni yang dirancang oleh anak-anak dari Gaza, pada saat publikasi pada 14 Februari lalu.
Namun, sekarang tertulis: “Rumah Sakit Chelsea and Westminster Hospital telah mencopot pajangan karya seni yang menggabungkan propaganda politik Palestina”.
Perubahan pernyataan itu juga menuai kritik secara online. Ini bukan pertama kalinya UKLFI berkampanye untuk menghapus pajangan solidaritas Palestina di Inggris.
Pada bulan Februari tahun lalu, organisasi tersebut diduga menekan Galeri Whitworth yang berafiliasi dengan Universitas Manchester untuk mencopot direkturnya dari jabatannya.
Pergerakan itu terjadi setelah lembaga penelitian Arsitektur Forensik yang menggelar pameran di galeri itu setahun sebelumnya, memposting pernyataan solidaritas Palestina. (hanoum/arrahmah.id)