ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan tak mau bicara banyak terkait pelanggaran HAM yang diduga dilakukan Cina kepada Muslim Uighur di Xinjiang.
Ia malah mengatakan tekanan yang dilakukan India ke Kashmir menjadi yang paling relevan untuk dipikirkan.
Hal itu diungkapkan Imran Khan saat diwawancara oleh wartawan Axis HBO, Jonathan Swan, Senin (21/6/2021).
Pakistan memang bersitegang dengan India terkait wilayah Kahsmir.
Pada 2019, India memindahkan ratusan ribu tentaranya ke bagian wilayah yang mereka kuasai.
Mereka mengurung ribuan orang termasuk politikus terpilih dan mencabut status khusus Kashmir yang diduduki India.
Imran Khan dan Pakistan memimpin kemarahan internasional atas masalah ini dan menyerukan tindakan harus diambil kepada India.
“Saya lebih memilih peduli dengan apa yang terjadi di perbatasan kami,” ujar Khan saat ditanya kenapa memilih diam terkait kasus muslim Uighur seperti dikutip dari BBC (21/6).
Khan pun menegaskan pihaknya menghormati apa yang dilakukan Cina dan apa pun isu di antara mereka akan dibicarakan di balik pintu.
Ia juga menyebutkan Cina sebagai salah satu teman baik Pakistan di masa yang sulit.
“Ketika kami tengah berjuang dan ekonomi kami dalam bahaya, mereka membantu kami,” tuturnya.
Tak ayal ucapan Khan itu melahirkan kritikan yang ditujukan kepadanya.
Salah satunya berasal dari jurnalis terkenal Mehdi Hasan, yang menyebut wawancara itu sangat menyakitkan untuk disaksikannya.
“Ini sangat menyakitkan untuk dilihat. Imran Khan bersikeras Muslim Uighur di Xinjiang tak dipersekusi karena ia berteman dengan pemerintah Cina yang mengatakan mereka tak melakukannya (persekusi),” cuit Hasan di Twitter.
Di India, sejumlah orang menuduhnya telah menjual diri ke Cina, dan menegaskan Khan tak akan pernah dianggap sosok penting.
Tawarannya untuk berbicara jika India mengembalikan status spesial Kashmir juga disebut sebagai aksi untuk menonjolkan diri. (hanoum/arrahmah.com)