NEW YORK (Arrahmah.id) — Pasukan militer Israel (IDF) telah ditambahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke dalam daftar hitam (blacklist) bersamaan dengan kelompok perlawanan Palestina Hamas dan Jihad Islam. Pemasukan dalam daftar hitam ini membuat IDF, Hamas, dan Jihad Islam sejajar dengan kelompok militan Al Qaeda dan Islamic State (ISIS).
Sebelumnya, perwakilan Israel di PBB Gilad Erdan telah merilis sebuah video yang menampilkan dirinya sedang ditelepon. Dalam video tersebut, Erdan mengungkapkan kemarahannya atas keputusan PBB, dan menyebut IDF sebagai tentara paling bermoral di dunia.
“Satu-satunya orang yang masuk daftar hitam saat ini adalah Sekretaris Jenderal, yang keputusannya sejak perang dimulai, dan bahkan sebelumnya, memberikan penghargaan kepada teroris dan memberikan insentif kepada mereka untuk menggunakan anak-anak untuk aksi teror… Sungguh memalukan!” kata Gilad, dikutip dari CNBC (9/6/2024).
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric mengatakan bahwa video yang dirilis Gilad Erdan itu sangat mengejutkan dan tidak bisa diterima. Dia mengatakan bahwa itu adalah “sesuatu yang belum pernah dia lihat selama 24 tahun saya mengabdi pada organisasi ini.”
Dimasukkannya Israel ke dalam daftar tersebut terjadi setelah delapan bulan perang di Gaza, yang menewaskan lebih dari 15.500 anak, menurut Kementerian Kesehatan setempat.
Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 lainnya disandera. Serangan balasan Israel kemudian telah menyebabkan warga sipil mengalami kelaparan yang mematikan.
Beberapa negara lainnya yang dimasukkan PBB ke dalam daftar blacklist seperti Arab Saudi, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Sudan, Suriah, dan Yaman.
Arab Saudi masuk ke dalam daftar hitam negara-negara yang membunuh dan melukai anak-anak dalam perang.
Dikutip dari The New York Times, negara-negara Arab pimpinan Saudi yang telah membom Yaman selama lebih dari dua tahun dalam perang untuk mengalahkan pemberontak Syiah Houthi di Yaman, yang menguasai sebagian besar wilayah negara itu, termasuk ibu kotanya, Sana.
Lebih lanjut, kelompok Syiah Houthi yang didukung oleh Iran, saingan regional Arab Saudi, juga masuk dalam daftar hitam.
Untuk diketahui, daftar hitam atau blacklist merupakan mekanisme penamaan dan mempermalukan. Daftar hitam adalah salah satu dokumen paling sensitif secara politik yang diterbitkan oleh PBB. Ini menyatukan tentara pemerintah dari beberapa negara seperti Suriah dan Sudan dengan kelompok militan seperti Boko Haram, Al Qaeda, dan ISIS.
PBB menggambarkannya sebagai daftar pihak-pihak yang merekrut atau menggunakan anak-anak, membunuh atau melukai anak-anak, melakukan pemerkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya terhadap anak-anak, atau terlibat dalam serangan terhadap sekolah dan/atau rumah sakit, atau menculik anak-anak dalam situasi yang tidak menguntungkan.”
Laporan ini disusun oleh Virginia Gamba, perwakilan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk bidang anak-anak dan konflik bersenjata. Versi finalnya dilampirkan sebagai lampiran laporan tahunan yang diserahkan kepada Dewan Keamanan PBB. (hanoum/arrahmah.id)