DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pemerintah di seluruh dunia telah mengusir duta besar dan diplomat Suriah yang berada di negara mereka pada Selasa (29/5/2012) dalam protes terkoordinasi setelah pembantaian Muslim di Houla yang menewaskan lebih dari 108 orang, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak pada akhir pekan lalu.
Inggris, Perancis, Jerman, AS, dan Kanada termasuk di antara mereka yang mengambil bagian dalam tindakan diplomatik global, yang datang saat laporan PBB mengatakan banyak dari korban ditembak dari jarak dekat.
Kofi Annan, yang mewakili PBB dan Liga Arab, bertemu presiden kriminal, Bashar al Assad di Damaskus untuk menyampaikan “keprihatinan masyarakat internasional terkait kekerasan di Suriah” dan prospek untuk pelaksanaan enam poin yang telah ia ajukan yang ternyata gagal.
Australia juga mengatakan sedang mengusir duta besar Suriah. Jerman telah mengumumkan mengusir utusan Suriah, Spanyol, Italia dan Belanda juga melakukan hal yang sama.
Departemen Luar Negeri AS telah memberikan waktu tiga hari kepada Zuheir Jabbour, diplomat senior Suriah di Washington untuk meninggalkan AS.
“Kami menyatakan pemerintah Suriah bertanggung jawab atas pembantaian orang tak berdosa,” ujar juru bicara departemen luar negeri AS, Victoria Nuland seperti yang dilansir Guardian. “Pembantaian ini adalah dakwaan yang paling jelas untuk pelanggaran mencolok pemerintah Suriah terhadap kewajiban dewan keamanan PBB”.
Kantor HAM PBB pada Selasa (29/5) mengatakan bahwa sebagian besar korban pembantaian di Houla ditembak dari jarak dekat, perempuan dan anak-anak serta seluruh anggota keluarga ditembak mati di rumah mereka. Kurang dari 20 orang dibunuh oleh bombardir rezim Alawiyah pimpinan Assad.
William Hague, Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan pengusiran tersebut bertujuan untuk memberitahu Assad dan elit penguasa bahwa waktu mereka hampir habis untuk mematuhi rencana perdamaian. “Dunia, masyarakat internasional sangat terkejut dengan kekerasan yang terus berlanjut oleh perilaku rezim, dengan cara membunuh orang tak berdosa begitu banyak, termasuk pembantaian mengerikan di Houla,” ujar Hague. (haninmazaya/arrahmah.com)