KABUL (Arrahmah.id) – Diplomat tertinggi Inggris untuk Afghanistan, pada Kamis (6/7/2023), mengatakan bahwa dia bertemu dengan para pejabat Imarah Islam Afghanistan (IIA) di ibu kota, Kabul, dan membahas berbagai masalah, termasuk hak-hak perempuan dan anak perempuan, lapor Anadolu Agency.
Robert C Dickson, Kuasa Usaha Misi Inggris di Afghanistan, mengatakan bahwa dia mengunjungi ibu kota Afghanistan dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri, Amir Khan Muttaqi, dan pejabat senior lainnya.
“Saya berdiskusi secara terbuka dengan pimpinan Taliban [IIA]. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka telah membuat kemajuan dalam pemberantasan narkotika, meningkatkan keamanan dan mengurangi korupsi. Saya menjelaskan keprihatinan mendalam kami tentang dekrit yang mengikis hak-hak perempuan dan anak perempuan,” kata Dickson dalam serangkaian tweet pada Kamis.
Ini adalah kunjungan pertamanya ke Kabul setelah ditunjuk sebagai Kuasa Usaha Misi Inggris di Afghanistan bulan lalu.
Diplomat Inggris tersebut mengklaim bahwa ia meyakinkan pimpinan Imarah Islam Afghanistan bahwa negaranya akan mendukung masa depan yang positif bagi seluruh warga Afghanistan, termasuk perempuan dan anak perempuan.
Ia mengatakan Afghanistan terus mengalami salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, yang mencerminkan setengah abad konflik dan kekeringan yang diperparah oleh perubahan iklim.
“Lebih dari 28 juta warga Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan dan situasi ekonomi terlihat suram. Dukungan untuk Afghanistan berjumlah lebih dari $ 650 juta dalam bentuk bantuan kemanusiaan sejak Agustus 2021,” katanya.
Terakhir kali, Sir Simon Gass, perwakilan tinggi Perdana Menteri Inggris untuk transisi Afghanistan, dan Martin Longden, Kuasa Usaha Misi Inggris di Afghanistan, mengunjungi Kabul dan bertemu dengan para pemimpin IIA pada Oktober 2021.
IIA kembali berkuasa di Afghanistan pada 15 Agustus 2021, diikuti dengan gangguan bantuan keuangan internasional dan krisis kemanusiaan.
Inggris tidak memiliki perwakilan diplomatik di Afghanistan dan kedutaan besarnya beroperasi dari Doha, ibu kota Qatar.
Sementara itu, Duta Besar Jepang, Takashi Okada, juga bertemu dengan Muttaqi dan memuji keamanan secara keseluruhan di Afghanistan dan menyebutnya “belum pernah terjadi sebelumnya” jika dibandingkan dengan 40 tahun terakhir, demikian menurut Kementerian Luar Negeri Afghanistan.
“Jepang sedang mencari cara untuk memperluas keterlibatan dan kerja sama dengan Afghanistan di bidang narkotika, pendidikan, perubahan iklim, pengelolaan air, situs-situs warisan, kesehatan, dan bidang-bidang lainnya,” ujar wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hafiz Zia Ahmad, yang mengutip pernyataan duta besar Jepang tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Muttaqi mengatakan bahwa dunia tidak boleh mengabaikan prestasi yang telah dicapai oleh Afghanistan dalam bidang keamanan, pelarangan narkotika, pendidikan, rehabilitasi pecandu, layanan kesehatan dan bidang-bidang lainnya. (haninmazaya/arrahmah.id)