YERUSALEM (Arrahmah.id) – Delegasi besar diplomat asing bertemu dengan pejabat Palestina dan Wakaf Islam di Masjid Al-Aqsa untuk menunjukkan dukungan nyata dalam menegakkan status quo dan perwalian Yordania atas tempat-tempat suci di Yerusalem Timur yang diduduki.
Diplomat dari Uni Eropa dan negara-negara Eropa, Amerika Selatan dan Australia mengunjungi kompleks tersebut dan mengadakan pertemuan dengan para ulama pada Rabu pagi (18/1/2023).
Kunjungan itu terjadi setelah beberapa insiden provokatif oleh “Israel”, termasuk kunjungan yang tak diharapkan dari menteri keamanan sayap kanan “Israel” Itamar Ben-Gvir dan menghalangi kunjungan dua diplomat, termasuk duta besar Yordania untuk Tel Aviv.
“Mereka datang untuk menyaksikan dan mendengar tentang kejadian di sini di Al-Aqsa, kunjungan Ben-Gvir dan provokasi lainnya oleh pejabat “Israel”,” Mufti Muhammad Husseini kepada The New Arab.
Sven Kuehn Von Burgsdorff, ketua delegasi kunjungan, menolak berkomentar tentang kunjungan tersebut.
Sehari sebelumnya, polisi “Israel” menghalangi kunjungan duta besar Yordania ke tempat suci itu dengan alasan kunjungan tersebut tidak dikoordinasikan sebelumnya.
Duta besar meninggalkan lokasi sebagai protes tetapi kemudian kembali dan masuk tanpa insiden.
Direktur Wakaf Islam menekankan bahwa duta besar kembali ke lokasi tanpa koordinasi dengan polisi “Israel”.
“Yang kami inginkan adalah kembali ke status sejarah sebelum 1967. Inilah yang kami sampaikan kepada para diplomat yang berkunjung,” kata Sheikh Azzam al-Khatib, direktur Wakaf Islam, kepada wartawan di lokasi.
“Israel” menduduki Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dalam perang 1967, dan sejak itu secara ilegal mencaplok wilayah tersebut dalam tindakan yang tidak diakui oleh hukum internasional maupun sebagian besar komunitas internasional. (zarahamala/arrahmah.id)