ANKARA (Arrahmah.com) – Para pejabat tinggi Turki telah memperingatkan para komandan Tentara Nasional Suriah (SNA) untuk mempersiapkan fase di mana konfrontasi mungkin menjadi satu-satunya pilihan saat diplomasi mencapai jalan buntu di barat laut Suriah, ujar sumber kepada Zaman Alwasl pada Jumat (24/1/2020).
Peringatan itu datang setelah pertemuan yang berkepanjangan di Istanbul pada Kamis, termasuk kepala intelijen Turki, Hakan Fidan, perwira militer senior, dan penasihat Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Sisi Suriah termasuk Menteri Pertahanan dalam Pemerintahan Sementara oposisi Mayor Jenderal Salim Idris, dan Komandan Front Pembebasan Nasional, Fadlallah Al-Haji, serta para pemimpin Front lainnya.
Menurut sumber tersebut, pertemuan itu datang sebagai hasil dari janji-janji kosong Rusia, di mana Turki telah kehilangan harapan dalam gencatan senjata dan bahwa rezim Suriah tidak sepenuhnya responsif dengan mereka. Kepemimpinan Turki bersikeras untuk tidak menyerah mendukung revolusi.
Kepala Intelejen Turki meyakinkan bahwa mendukung revolusi Suriah adalah masalah keamanan nasional dan Turki tidak akan membiarkannya ditundukkan.
Pertemuan pada Kamis adalah untuk menghilangkan keraguan dan untuk mengklarifikasi situasi. Fidan menyatakan bahwa posisi Turki didasarkan pada revolusi Suriah dan dukungannya akan terus berlanjut. Jika konfrontasi terjadi, maka Turki akan berdiri dengan pejuang oposisi, komandan pemberontak mengatakan kepada Zaman AlWasl.
Sumber juga mengatakan Turki berjanji untuk memasok senjata canggih kepada faksi-faksi bersenjata untuk menghentikan ofensif rezim di wilayah Idlib dan perbatasan Turki. (haninmazaya/arrahmah.com)