SOLO (Arrahmah.com) – Kadir (35) warga Kampung Banyuharjo Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Solo mengaku ditangkap oleh tim Densus 88.
Pria itu kemudian disekap, pahanya dicubit pakai tang, dan dicambuk punggunya hingga memar.
Dan bukan kesakitan itu yang dia paling rasakan, namun justru dugaan sebagai teroris itu yang membuat dia dan keluarganya malu. Apalagi tetangga kaget begitu ada kabar Kadir diciduk oleh Densus 88 diduga terlibat jaringan teroris.
Kejadian itu bermula ketika Kadir akan menjalankan salat Jumat di Masjid At Taqwa tak jauh dari rumahnya.
Namun sebelum sampai masjid, tepat di Gedung Pancasila Jalan RE Martadinata dibawa secara paksa oleh dua orang yang mengenakan pakaian serba hitam layaknya petugas Densus 88.
“Saya tiba-tiba ditangkap dua orang berpakaian hitam seperti petugas Densus 88. Lalu saya dimasukkan ke sebuah mobil dan wajah saya ditutup rapat,” kata Kadir, Jumat (16/5), tulis Tribun.
Dia dipaksa untuk mengaku terlibat dalam pengeboman di Poso. Namun Kadir kekeh tidak tahu menahu hal itu.
“Saya saja tidak pernah keluar kota. Saya yakin mereka petugas Densus 88 karena pertanyaan terkait Poso. Kemarin baru menangkap terduga teroris terkait Poso di Klaten,” ujarnya.
Setelah ditangkap dan disiksa dalam kondisi ditutup wajahnya itu kemudian Kadir dikembalikan di Jalan Juanda sekitar pukul 16.00 WIB. Dia pun kaget begitu membuka penutup muka.
Sebelum ini, telah banyak peristiwa salah tangkap dan penyiksaan yang dilakukan oleh aparat boneka asing Densus 88 dengan dalih terorisme, semuanya berlalu tanpa ada konpensasi dan pemulihan nama baik para korbannya. Densus 88 dan Mabes Polri yang menaunginya tidak bertanggung jawab atas hal itu. (azm/arrahmah.com)