KABUL (Arrahmah.com) – Situs resmi Imarah Islam Afghanistan menerbitkan sebuah artikel yang mengkritik sebuah proyek di mana 10.000 balon berwarna merah muda akan diberikan secara gratis di Kabul, mengatakan bahwa acara tersebut mendorong perilaku tidak Islami.
Di bawah judul “Pertunjukan balon atau pertunjukan rok mini?”, artikel itu mengatakan bahwa konsep karya seni adalah trik untuk mempromosikan nilai-nilai Barat di antara para relawan muda Afghanistan yang membantu terselenggaranya acara.
“Barat menggunakan teknik yang berbeda untuk mempromosikan budaya mereka di Afghanistan. Kadang-kadang mereka melakukannya dengan cara menyamar,” ujar penulis, Qari Habib dalam bahasa Pashtun seperti dilansir Al Jazeera (27/5/2013).
“Beberapa gadis tanpa kerudung, dengan celana jeans ketat dan atasan pendek bahkan ada yang memakai rok mini, turun ke jalan. Anak-anak juga mengenakan pakaian ala Barat.”
“Setelah mendistribusikan beberapa balon, mereka berkeliaran di sekitar Kabul bertujuan untuk merobek budaya jilbab.”
Hijab adalah kewajiban dalam Islam yang mencakup aturan pakaian yang harus digunakan untuk Muslim dan Muslimah.
Pada Sabtu (25/3) pagi, 100 relawan membagikan balon berwarna merah muda kepada para pekerja, keluarga dan lainnya.
Perang nilai
Yazmany Arboleda (31), seorang seniman dari New York yang menyelenggarakan acara tersebut mengklaim bahwa proyek itu dirancang untuk menyoroti kreativitas dan rasa senang pemuda Afghanistan di kota yang dirusak oleh perang.
“Barat ingin menyelundupkan budanya melalui program ini,” tulis Habib dalam artikel yang dipublikasikan di Voice of Jihad pada Ahad (26/5). “Jelas bahwa tujuan utamanya adalah untuk mematahkan budaya menutup aurat pada wanita.”
“Perang terhadap nilai-nilai agama kita, kerendahan hati dan hijab sedang berlangsung di bawah nama ski perempuan, gulat, fashion show dan balon.” (haninmazaya/arrahmah.com)