MUMBAI (Arrahmah.id) — Sejumlah kritikus menyatakan bahwa penayangan film Kerala Story, yang bercerita tentang wanita yang bergabung dengan kelompok militan Islamic State (ISIS), harus dihentikan karena penuh dusta dan tidak memiliki data yang valid. Penanyangan terus menerus film ini dinilai akan semakin memicu sentimen negatif terhadap muslim di India.
‘’Kami ingin menghindarkan diri dari insiden kebencian dan kekerasan. Cerita film ini penuh distorsi dan harus dihentikan,’’ kata Chief Minister Negara Bagian Bengal Barat, Mamta Banerjee, dikutip dari Hindustan Times (18/5/2023).
Aksi kritikan pun diikuti oleh grup biskop The Tamil Nadu Theatre dan Multiplex Owners Association yang kemudian menghentikan penanyangan film itu di negara bagian Bengal Barat sebagai tindakan kehati-hatian.
Akan tetapi Mahkamah Agung India (MAI) menolak memberlakukan pelarangan pemutaran The Kerala Story secara tiba-tiba. MAI hanya meminta agar produser film menempatkan disclaimer dalam film yang mengatakan bahwa tidak ada data otentik untuk mendukung angka orang yang berpindah agama menjadi muslim adalah 32.000 orang atau angka lainnya.
The Kerala Story adalah sebuah film berbujet rendah yang berhasil masuk ke daftar box office di industri film Bollywood dalam waktu singkat. Film berbahasa Hindi dengan bintang tak ternama itu, meraup 450 juta rupee atau 5,50 juta dolar AS dari penjualan tiket sejak film tersebut dirilis Jumat (5/5).
Kesuksesan film ini meroket karena bercerita tentang pindah agamanya puluhan ribu wanita India menjadi muslim setelah diajak bergabung dengan ISIS.
Isu perpindahan agama menjadi muslim beberapa tahun terakhir ini di India menjadi isu sensitif dan kerap memicu kekerasan. Sebab secara statistik memang angka mualaf di India terus meningkat.
Meroketnya film ini juga dibantu dengan adanya pujian dari PM India Narendra Modi dan kebijakan dari pemerintahan lokal yang dikuasai partai Hindu radikal Bharatiya Janata (BJP) yang membebaskannya dari pajak. Efeknya selain harga tiket lebih murah, banyak orang akhirnya termotivasi untuk menonton di bioskop. (hanoum/arrahmah.id)