GAZA (Arrahmah.id) – Serangan “Israel” yang tak henti-hentinya terhadap infrastruktur di Gaza dan cuaca dingin membuat daerah kantong Palestina itu “sama sekali tidak dapat dihuni”, demikian peringatan dari kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR).
“Saya khawatir akan ada lebih banyak lagi warga sipil yang tewas,” kata Ajith Sunghay, kepala OHCHR untuk Wilayah Palestina yang Diduduki, lansir Al Jazeera (27/1/2024).
“Serangan yang terus berlanjut terhadap fasilitas yang dilindungi secara khusus, seperti rumah sakit, akan membunuh warga sipil, dan akan ada dampak lebih lanjut dan masif terhadap akses ke perawatan kesehatan, keselamatan dan keamanan secara umum bagi warga Palestina.”
Sunghay mengatakan bahwa pihaknya juga “sangat khawatir dengan dampak cuaca hujan dan dingin” yang “sepenuhnya dapat diprediksi” pada saat ini.
Dia mengatakan cuaca “berisiko membuat situasi yang sudah tidak sehat menjadi tidak layak huni bagi masyarakat. Sebagian besar tidak memiliki pakaian hangat atau selimut”.
Sebagian besar warga Palestina di Jalur Gaza telah mengungsi akibat serangan “Israel”, dan banyak yang berdesakan di tempat penampungan yang penuh sesak di mana mereka terancam oleh cuaca yang memburuk, penyakit, dan kekurangan makanan, air, dan obat-obatan.
Sunghay mengatakan bahwa akan menjadi “bencana” jika pengeboman atau pertarungan dari jalan ke jalan yang terjadi di Khan Yunis berpindah lebih jauh ke selatan ke Rafah, di mana sekitar 1,3 juta orang sekarang berkumpul di kota yang berbatasan dengan Mesir itu untuk menghindari serangan “Israel”.
Sementara itu, Georgios Petropoulos, direktur Kantor Urusan Kemanusiaan PBB di Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perang yang telah berlangsung berbulan-bulan ini telah menyebabkan 2,2 juta orang terancam kelaparan di Jalur Gaza.
“Semua orang di Gaza membutuhkan bantuan sekarang dan perang harus dihentikan,” katanya. (haninmazaya/arrahmah.id)