MANADO (Arrahmah.com) – Dinas Tenaga Kerja Manado mengadakan pelatihan selama sebulan bagi para pekerja anak jalanan yang diharapkan berdampak positif sehingga mereka bisa kembali ke sekolah.
“Setelah mengikuti pelatihan selama sebulan yang diselenggarakan pemerintah, mereka bisa menjalani kehidupan normal layaknya seorang anak dan kembali ke bangku pendidikan sesuai dengan minat masing-masing,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Manado, Ubaillah Ma`aruf, di Manado, Senin (30/5/2011).
Maa`ruf menambahkan meskipun nantinya mereka sudah selesai mengikuti pelatihan tersebut, tetapi Disnaker akan tetap mengawasi mereka selama beberapa bulan, untuk memastikan tetap bersekolah dan tidak kembali ke tempat bekerja atau jalanan lagi.
Disnaker juga akan memberikan rekomendasi kemana mereka mau bersekolah jika ingin ke sekolah berbasis agama mulai dari Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah hingga pesantren bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama, atau kalau mau ke sekolah umum bekerja sama dengan Dinas Pendidikan.
“Untuk 2011 ini, Dinas Tenaga Kerja Manado melatih sekitar 60 pekerja anak selama sebulan, agar bisa kembali ke bangku sekolah dengan anggaran sekitar Rp302 juta, dan melibatkan berbagai unsur, mulai dari dinas kesehatan, pendidikan, kementrian agama, badan pusat statistik hingga komunikasi dan informatika,” ujar Maa`ruf.
Dia mengatakan program tersebut sudah berjalan selama tiga tahun dan jatah untuk Manado bertambah setiap tahun, ke depan akan naik menjadi 120 anak.
Sementara Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Manado, Jeffrey Talumepa mengatakan penarikan para pekerja dari jalanan ini sangat didukung Wali Kota Manado Vicky Lumentut karena merupakan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan.
“Selain itu, wali kota berharap agar semua dapat ditarik dan dilatih sehingga nantinya tidak ada lagi yang anak usia sekolah bekerja duduk di bangku pendidikan untuk bekal mereka nanti,” kata Talumepa.
Hal tersebut untuk mewujudkan misi menjadikan sebagai kota yang menyenangkan, dimana semua anak harus bersekolah dan menjalani kehidupan normal tidak harus bekerja memikul tanggungjawab yang belum seharusnya mereka tanggung. (ans/rasularasy/arrahmah.com)