LONDON (Arrahmah.com) – Muslim di Inggris telah mengadukan bahwa dinas rahasia Inggris MI5 telah memeras mereka untuk memata-matai Muslim lainnya, dan mengancam untuk memasukkan mereka ke dalam daftar tersangka teroris jika mereka menolak.
Berbicara kepada The Independent, sekelompok Muslim mengatakan bahwa mereka telah dicegat di bandara saat bepergian ke luar negeri dan kemudian diinterogasi oleh agen MI5 dan dikirim kembali ke Inggris. Agen MI5 kemudian menawarkan akan mencabut larangan perjalanan untuk mereka dengan imbalan kerjasama mereka. Ketika orang-orang itu menolak, mereka mulai menerima ancaman lewat telepon.
Adydarus Elmi, seorang pekerja di bioskop, (25), berasal dari London utara, mengatakan bahwa ia telah menerima panggilan telepon dari salah satu agen yang mengaku bernama Katherine dan memberikan ucapan atas kelahiran putrinya, sementara istrinya masih hamil tujuh bulan, dan bahkan ia sendiri tidak tahu jenis kelamin anaknya yang belum lahir itu.
“Katherine mencoba mengancam saya dan itu masih terngiang dalam pikiran saya sekarang, dia mengatakan: ‘Ingat, ini tidak akan menjadi yang terakhir kalinya kita bertemu’ . Dan kemudian selama percakapan terakhir kami dia menjelaskan: “Jika Anda tidak ingin sesuatu terjadi pada keluarga Anda, Anda terima kerjasama ini,” kata Elmi.
Pemuda muslim yang lain yang bernama Madhi Hashi, (19), ditangkap di Djibouti atas permintaan dari agen MI5 dan mengatakan bahwa dia akan dimasukkan dalam daftar tersangka teroris kecuali jika dia mau memata-matai teman-temannya dan mendorong mereka untuk berbicara tentang jihad. Ia mengatakan bahwa sebelum naik ke pesawat untuk pergi mengunjungi neneknya yang sedang sakit ia didekati oleh dua agen berpakaian preman di bandara Gatwick London yang memperingatkan bahwa apapun yang terjadi padanya di luar Inggris itu bukan tanggung jawab mereka.
Ketika ia kembali ke London, ia menemukan agen yang sama yang mengatakan bahwa dia adalah seorang tersangka teroris dan akan tetap menjadi tersangka kecuali dia bekerja untuk dinas rahasia MI5. Berbicara kepada The Independent, Hashi mengatakan: “Saya mengatakan kepada agen tersebut ‘Ini adalah pemerasan secara terang-terangan’; dia berkata ‘Tidak, itu hanya membuktikan bahwa Anda tidak bersalah. Dengan bekerja sama dengan kami, kami tahu bahwa Anda tidak bersalah’.”
Sementara itu, Muhammad Nur dan Muhammad Aden, keduanya berusia 25 tahun, mengatakan bahwa agen MI5 telah memperoleh akses ke rumah mereka dengan menyamar sebagai tukang pos, yang juga mengancam akan memberikan larangan untuk melakukan perjalanan kepada mereka. Muhammad Nur mengutip perkataan agen, yang mengatakan: “. Muhammad, jika Anda tidak bekerja untuk kami kami akan memberitahu negara asing yang menjadi tujuan perjalanan Anda bahwa Anda adalah seorang tersangka teroris!”
Kelompok muslim tersebut, yang semuanya merupakan komunitas pekerja dan warga Inggris yang berasal dari Somalia, belum pernah sebelumnya ditangkap atas kaitannya dengan terorisme. Mereka semua telah mengadukan masalahnya kepada polisi dan anggota parlemen setempat, sebelum mereka mengungkapkannya kepada media.
(ameera/arrahmah.com)