JAKARTA (Arrahmah.com) – Dinas Pendidikan DKI Jakarta memutuskan untuk merazia telepon seluler siswa sekolah, pasca maraknya peredaran video porno yang diduga artis ternama. Langkah ini dilakukan guna mencegah penyebaran materi pornografi pada sesama siswa.
“Yang memerankan video itu kan mirip artis idaman pelajar. Ini yang rawan. Bisa memancing rasa ingin tahu. Harus diantisipasi sejak dini dengan cara pembinaan,” kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto di Jakarta, Selasa (8/6).
Dinas Pendidikan juga akan mengirimkan surat edaran ke seluruh sekolah di lima wilayah DKI Jakarta yang isinya mengimbau para kepala sekolah dan guru lebih intensif memberikan pengarahan, pengawasan dan memberikan pemahaman agar siswa tidak terpengaruh dengan video porno semacam itu.
“Kami tidak ingin ekses negatif itu ditiru oleh para pelajar karena belum waktunya,” kata Taufik.
Ia menyadari bahwa razia telepon seluler mungkin tidak efektif untuk “menghadang” pengaruh negatif video porno tersebut sehingga berharap dapat dilakukan pembinaan mental dan spiritual kepada para pelajar.
“Selain `seks education`, yang lebih penting adalah pembinaan mental dan spritual para pelajar. Kalau sekadar razia bisa saja di sekolah tidak ditemukan, tapi di rumah, warnet, atau di tempat temannya mereka dapat. Ini sasaran kami,” ujar Taufik.
Razia akan dilakukan untuk memastikan para siswa tidak menyimpan arsip video porno yang didapatkan dari luar sekolah atau dari teman-temannya sendiri dan jika ada siswa yang menyimpan dokumen semacam itu, telepon genggamnya akan disita dan arsip dihapus.
Siswa yang telepon genggamnya dirampas juga akan mendapatkan pembinaan dari guru di sekolahnya sebelum teleponnya dikembalikan.
Taufik juga berharap pihak berwenang mengusut tuntas oknum yang tidak bertanggungjawab mengedarkan video porno mirip artis kenamaan Ariel dan Luna Maya tersebut maupun Ariel dan Cut Tari yang beredar kemudian. [ant/hdytl/arrahmah.com]