JAKARTA (Arrahmah.com) – Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) akan melakukan aksi demonstrasi bila kezaliman dan ketidakadilan sudah merajalela. KAMI akan mendukung gerakan yang sejalan dengan gagasan KAMI, jadi tidak perlu ada narasi menunggangi atau ditunggangi.
Presidium KAMI, Din Syamsuddin, mengatakan, Senin (12/10/2020), KAMI atau dia pribadi, boleh jadi akan memutuskan ikut bergabung dalam gerakan rakyat/umat, atau bahkan memimpinnya, seperti banyak permintaan, jika kezaliman, takabur, dan ketidakadilan merajalela.
Sebagaimana dilansir CNN Indonesia, Din mengungkapkan, gelombang penolakan UU Cipta Kerja sudah digaungkan organisasi serikat buruh, mahasiswa, LSM dan ormas keagamaan.
KAMI, lanjutnya, memberikan dukungan terhadap sikap mereka karena sejalan sama-sama menolak Cipta Kerja.
Din menegaskan, KAMI bertindak menyuarakan yang diyakini sebagai kebenaran di tengah-tengah masyarakat, yakni meluruskan kiblat bangsa dan negara dari penyimpangan dan penyelewengan.
“Semuanya tertulis dan ditandatangani oleh ketiga Presidium atau salah satu Presidium, atau oleh Komite Eksekutif KAMI,” jelas Din.
Din mengatakan, KAMI secara kelembagaan tidak ikut dalam aksi. Namun, pihaknya memberi kebebasan kepada para pendukung untuk mengemukakan pendapat dan aspirasinya terhadap kebijakan tersebut.
Menurut Din, pihaknya akan terus mendukung gerakan yang sejalan dengan gagasan KAMI dan tidak perlu ada narasi menunggangi atau ditunggangi.
“Tentu dengan pesan agar tidak terjebak ke dalam provokasi melakukan anarkisme,” tandasnya.
Din membantah tudingan yang menyebut KAMI menunggangi aksi demonstrasi para buruh dan mahasiswa yang menolak pengesahan UU Cipta Kerja.
Din mengatakan, KAMI sedang dibunuh karakternya melalui penyebaran spanduk yang menuding telah menunggangi demo buruh dan pelajar.
Untuk diketahui, spanduk yang bertuliskan ‘KAMI terbukti menunggangi aksi demo buruh dan pelajar’ terlihat terpajang di beberapa ruas jalan di wilayah Jakarta Pusat hari ini.
“Sudah diduga dan diantisipasi bahwa akan ada gerakan untuk mendiskreditkan atau membunuh karakter terhadap KAMI dengan cara-cara licik dan jahat itu,” kata Din.
Din menegaskan pelaku anarkisme yang membakar Pos Polisi atau halte-halte bus Transjakarta bukan dari KAMI. Dia juga meyakini pelaku bukan dari massa pengunjuk rasa dari kaum buruh, mahasiswa dan pelajar.
Din mengungkapkan, cara mendeskreditkan kaum kritis dengan melakukan anarkisme adalah cara lama untuk membungkam suara gerakan.
“Sudah ada bukti di media sosial bahwa mereka patut diduga dari preman-preman bayaran. Gerakan moral KAMI tidak akan terhenti dengan cara-cara seperti itu,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)