Amerika Serikat sudah menjadi “negara bagian keamanan nasional” yang memakai perang atas nama “teror” sebagai penyamaran untuk memajukan pertentangan terhadap agama Islam. Pernyataan ini disampaikan Ketua PP Muhammadiyah, Dr. Din Syamsuddin Muslim saat berada di Roma, Italia.
Din Syamsuddin, mengatakan, pemerintahan Presiden Bush terus memperburuk ketegangan dengan kaum Muslim, khususnya di Timur Tengah.
“Cara pemerintah AS mengurus terorisme setelah pemboman World Trade Centre, dengan melancarkan ‘perang atas teror’ menghina ke dunia Muslim dan negara lain,” demikian kata Din sebagaimana dikutip Adnkronos International (AKI).
Din berada di Roma dalam rangka mengikuti Konfrensi Antar Agama yang dirganisatori diorganisir oleh Kedutaan Besar Indonesia dan Keuskupan Australia.
Din juga mengatakan, hal yang yang terburuk isu “terorisme” saat ini karena semenjak AS memperkenalkan “perang melawan teror’ telah melahirkan perselisihan peradaban. Selain itu, adalah lahirnya sikap kebencian kaum Muslim terhadap Barat dan Amerika.
“Sebagian besar kaum Muslim memiliki perasaan negatif terhadap Barat, terutama AS.” Tindakan ini, kata Din, termasuk tindakan AS menyerang Iraq dan Afghanistan.
Menurut Din, bahkan, akibat tindakan Amerika itu, kelompok-kelompok yang selama ini dianggap keras justru semakin lebih radikal.
Din juga menambahkan, sebuah kesalahan serius taktaka Barat menyamakan Islam dengan “terorisme”.
Cara terbaik untuk mengurangi kesalahpahaman dan kecurigaan itu, menurut Din, harus dimulai mempromosikan depan cara terbaik untuk mempromosikan dialog dan kerjasama antar agama-agama.
Din juga mendukung surat 138 sarjana Muslim yang pernah disampaikan kepada Paus Benedictus XVI baru-baru ini.
Selain Din, pembicara yang datang dalam acara itu adalah, Ketua Dewan Gereja Nasional Australia,Reverend John Henderson. Henderson mengatakan, dialog antara Muslim, Kristen, Yahudi dan agama-gama lain akan melahirkan rasa saling mengerti pemeluk agama di Asia Pacific.
Sumber: Hidayatullah