JAKARTA (Arrahmah.com) – Din Syamsuddin tidak termasuk dalam kepengurusan baru Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 beserta dengan sejumlah tokoh yang kerap berafiliasi dengan aksi 212 seperti Bachtiar Nasir. Yusuf Martak, dan Tengku Zulkarnain.
Diketahui, Din Syamsuddin sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI periode 2015-2020. Saat itu ia berjajar dengan Ma’ruf Amin yang menjabat ketua umum dan Anwar Abbas yang menjabat sekretaris jenderal.
Dia juga pernah menjabat Wakil Ketua MUI pada periode 2005-2010. Bahkan pernah didapuk sebagai Ketua Umum MUI pada 2014-2015.
Namun, kini Din tak lagi masuk dalam daftar pimpinan MUI. Namanya tak tercantum dalam daftar pengurus harian ataupun dewan pertimbangan.
Sementara itu, Bachtiar Nasir yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI priode 2015 – 2020, namanya juga tidak lagi tercantum dalam daftar pengurus MUI.
Bachtiar mulai secara luas dikenal publik saat kasus penodaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2016.
Saat itu menjadi Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) yang memotori Aksi 411 dan Aksi 212 yang akhirnya menumbangkan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Tokoh selanjutnya yang terdepak dari MUI adalah Tengku Zulkarnain. Sebelumnya, dia menjabat sebagai wakil sekjen priode 2015-2020.
Tengku Zulkarnain dikenal lantang mengkritik kebijakan pemerintah. Ia juga dikenal dekat dengan Habib Rizieq Shihab.
Selain itu, Yusuf Muhammad Martak, yang merupakan Ketua GNPF Ulama, juga tidak tercantum lagi namanya di kepengurusan MUI. Sebelumnya ia tercatat sebagai Bendahara MUI 2015-2020.
MUI resmi menetapkan kepengurusan baru periode 2020-2025. Kepengurusan MUI 2020-2025 ini disusun tim formatur yang diketuai Ma’ruf Amin. Miftachul Akhyar dipilih sebagai Ketua Umum MUI baru.
Berikut ini daftar pengurus MUI periode 2020-2025:
1. Dewan pertimbangan
– Ketua Dewan Pertimbangan: Prof. Dr. KH Ma’ruf Amin;
– Wakil Ketua: Prof. Syafiq A Mughni;
– Wakil Ketua: KH Zainut Tauhid Sa’adi;
– Wakil Ketua: Prof. Dr. Hamdan Zulfa;
– Wakil Ketua: Prof. Dr. Didin Hafiduddin;
– Wakil Ketua: KH Anwar Iskandar;
– Wakil Ketua: Habib Zen Umar bin Smith;
– Wakil Ketua: Prof. Dr. H. Jimmly Asshiddiqy;
– Wakil Ketua: KH Sadli Karim;
– Wakil Ketua: KH Masdar Farid Masudi;
– Wakil Ketua: KH Abun Bunyamin;
– Wakil Ketua: Dr. H. Ahmad Heryawan Lc, M.SI;
– Wakil Ketua: Prof. Dr. H Masykuri Abdillah;
– Wakil Ketua: KH. Muhyidin Djunaidi, MA;
– Sekretaris: Prof. Dr. Dadang Kahmad;
– Wakil Sekretaris: KH. Zulfa Mustofa;
– Wakil Sekretaris: Prof. Mukhtar Latif;
– Wakil Sekretaris: Prof. Maman Abdurrahman;
2. Dewan Pimpinan MUI
– Ketua Umum: KH. Miftachul Akhyar;
– Wakil Ketua Umum: Dr. Anwar Abbas, MM, M.Pd;
– Wakil Ketua Umum: KH. Marsyudi Syuhud;
– Wakil Ketua Umum: Drs. H Basri Barmanda, MBA;
– Ketua: KH Masduki Baidlowi;
– Ketua: Dr. H Yusnar Yusuf Rangkuti;
– Ketua: Prof. Dr. H Noor Achmad;
– Ketua: KH Abdullah Jaidi;
– Ketua: KH Afifuddin Muhajir;
– Ketua: Dr. KH. Sodikun;
– Ketua: Dr. H Lukman Hakim;
– Ketua: Drs. KH Sholahuddin Alaiyubi;
– Ketua: Prof. Amany Lubis;
– Ketua: KH. Khalil Nafis;
– Ketua: Prof. Dr. Jeje Zainuddin;
– Ketua: Dr. Asrorun Niam Sholeh;
– Ketua: Dr. Sudarnoto;
– Ketua: Prof. Utang;
– Sekretaris Jenderal: Dr. Amirsyah Tambunan;
– Wasekjen: Dr. Fahrur Rozi;
– Wasekjen: Abdul Ghani;
– Wasekjen: Habib Ali Hasan Bahar;
– Wasekjen: Rofiqul Umam Ahmad;
– Wasekjen: Azrul Tanjung;
– Wasekjen: Asrori S Karul;
– Wasekjen: Ikhsan Abdullah;
– Wasekjen: Arif Fakhrudin;
– Wasekjen: M Ziyad;
– Wasekjen: Isfah Abdul Azis;
– Wasekjen: Dr. Badriyah Fayumi;
– Wasekjen: Dr. H. Pasni Rusli;
– Wasekjen: Dr. Abdul Ghofar Rozin;
– Wasekjen: Prof. Dr. Valina Singka;
– Bendahara Umum: Misbahul Ulum;
– Bendahara: Dr. H Eman Suryaman;
– Bendahara: Dr. Rahmat Hidayat;
– Bendahara: Trisna Ningsih Juliani;
– Bendahara: Jojo Sutisna;
– Bendahara: Erni Yuliana
(ameera/arrahmah.com)