LONDON (Arrahmah.com) – Forum Ekonomi Islam Dunia yang diadakan di London pada bulan lalu, merupakan pertama kalinya Forum tersebut dilaksanakan di luar Dunia Islam, yang membahas tentang keuangan syariah yang tumbuh di seluruh dunia.
Menurut Perdana Menteri Inggris David Cameron, keuangan Islam tumbuh lima puluh persen lebih cepat dibandingkan keuangan konvensional. Tentu saja masih banyak yang harus dilakukan untuk memperkuat apa yang secara bertahap muncul untuk menjadi alternatif untuk model konvensional.
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sheriff mengeluhkan tentang keadaan dunia Islam, dan seberapa jauh dunia Islam telah tertinggal, dan apa yang perlu dilakukan untuk menghidupkan kembali semangat tersebut, yang sangat memberikan kontribusi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Menurut pidato Sheriff, pada Abad Pertengahan ilmuwan muslim menghasilkan sembilan puluh persen dari literatur keilmuan di seluruh dunia, namun pada saat ini, para ilmuwan Muslim menghasilkan hanya satu persen.
Pesan dari PM Pakistan sangat jelas, bagi dunia Muslim untuk mendapatkan kembali posisinya secara global, harus kembali kepada apa yang membuat para pendahulu di masa lalu maju dan menjadi yang terdepan.
Kita dapat melihat daftar ilmuwan Muslim dan penemuan mereka seperti yang tercantum di website www.famousscientists.org, ada orang-orang seperti Abu Nasr Al- Farabi, yang dikenal sebagai Alpharabius, Albattani dikenal sebagai Albatenius, seorang matematikawan yang terkenal dan seorang astronom, Ibnu Sina atau Avesina terkenal karena kontribusinya terhadap obat-obatan dan philosophy, Ibnu Batutah, Ibnu Rusyd juga disebut Averroes, Muhammad bin Musa al-Khawarazimi, yang terkenal dengan penemuan angka Arab dan Aljabar, Omar Alkhayyam, Abubakar Alrazi yang dianggap sebagai salah satu dari dokter terbesar dalam sejarah, Jabir bin Alhayyan sebagai bapak kimia Arab yang dikenal dengan karyanya yang sangat berpengaruh pada ilmu kimia dan metalurgi, Ibn Ishaq Alkindi, juga disebut Alkindus yang dikenal sebagai orang yang pertama dari yang bergerak dalam filsuf Muslim, Ibnu Alhaytham (Alhazen), astronom Arab dan matematika yang dikenal karena kontribusinya yang penting untuk prinsip-prinsip optik dan penggunaan eksperimen ilmiah.”
Ibnu Zhur (Avezoar), dokter dan ahli bedah Arab, yang dikenal karena bukunya yang berpengaruh yaitu Al-Taisir Fil -Mudawat Wal Tadbeer (Kitab Penyederhanaan Mengenai Terapi dan Diet), Ibn Khaldun, sejarawan, sosiolog dan ekonom dan penulis Muqaddimah, sebuah karya penting yang diduga telah mempengaruhi karya kemudian filsuf Barat seperti Karl Marx, Emile Durkheim, Max Weber dan Herbert Spencer, dan Ibnu Albaitar, ahli botani dan dokter yang secara sistematis mencatat penemuan yang dibuat oleh dokter Islam di abad pertengahan.
Ini hanya beberapa para ilmuwan Muslim terkenal yang memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kadang diabaikan atau bahkan kontribusinya dianggap tidak pernah ada .
Tapi ini adalah masa lalu, kita harus berpikir tentang masa kini. Dunia Muslim tidak kekurangan orang-orang yang akan melakukan penelitian dan mendapatkan kembali kemuliaan peradaban Islam yang pernah menjadi cahaya terkemuka di dunia. Yang menjadi kelemahan Dunia Muslim sekarang adalah kurangnya lembaga yang mendukung pengembangan para ilmuwan untuk menghasilkan pengetahuan yang dibutuhkan oleh dunia. Para ilmuwan Muslim di masa lalu berhasil karena dukungan yang mereka terima dari Negara Islam dan melalui bantuan para dermawan yang memahami bahwa untuk membangun sebuah peradaban yang kuat, peradaban yang mandiri untuk berdiri di atas kakinya sendiri, itu harus mengembangkan ilmu pengetahuan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa dunia Muslim memimpin jalan peradaban di masa lalu, karena adanya dana abadi (Awqaaf) dan kegiatan filantropi lainnya yang mendukung orang-orang untuk belajar dan menghasilkan karya terbaik tanpa khawatir tentang kebutuhan hidup yang mungkin menyita perhatian mereka. Kebutuhan mereka ditanggung oleh badan-badan waqaf. Bahkan peradaban lain belajar tentang lembaga Wakaf dari dunia Muslim, sebuah poin jelas yang dibuat oleh Tim Wallace – Murphy dalam bukunya ” What Islam Did for Us: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization”. Wallace – Murphy menjelaskan bahwa Barat belajar dari dunia Muslim bagaimana membangun dana abadi ini. Faktor yang kritis memberikan kontribusi dalam pengembangan lembaga-lembaga seperti Oxford dan Cambridge. Sayangnya, lembaga Wakaf telah diabaikan oleh dunia Muslim. Tantangan sekarang adalah bagaimana menghidupkan kembali lembaga wakaf , dan membuatnya berfungsi sesuai dengan tantangan saat ini yang akan berkontribusi besar dalam menghasikkan para ilmuwan Muslim yang bisa mengembalikan kejayaan yang hilang dari dunia Muslim. (ameera/arrahmah.com)