BOJONEGORO (Arrahmah.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan bahwa daerah tersebut berpotensi gempa karena dilewati sesar di zona Kendeng di wilayah selatan, dan sesar di zona rembang wilayah utara yang berbatasan dengan Kabupaten Tuban dan Blora, Jawa Tengah.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, pada Kamis (11/10/2018), mengungkapkan wilayahnya diketahui memiliki potensi gempa berdasarkan kajian risiko bencana 2017-2012 yang dikeluarkn BNPB.
“Dokumen kajian risiko bencana yang dikeluarkan BNPB kami terima awal 2018,” ungkapnya.
Berdasarkan dokumen tersebut, wilayah yang dilewati sesar zona Kendeng yaitu memanjang mulai Kecamatan Margomulyo, Tambakrejo, Ngambon, Sekar, Gondang, Bubulan, dan Temayang, hingga kemudian ke arah Kabupaten Nganjuk dan Jombang.
Sementara wilayah yang dilewati sesar adalah zona Rembang, yaitu di Kecamatan Kedewan dan Malo, yang berbatasan dengan Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kemudian ke arah Tuban.
Berdasarkan kajian yang ada, potensi gempa yang disebabkan dua sesar itu tidak sebesar gempa di Palu, Sulawesi Tengah, karena sesar di zona Kendeng dan Rembang pergeserannya kecil dibandingkan sesar Koro Palu.
“Kalau pergeseran sesar besar, maka potensi gempa juga besar, begitu sebaliknya,” katanya.
Meski begitu, BPBD akan mengabarkan potensi gempa di daerahnya kepada masyarakat, disamping memasukkan potensi gempa dalam daftar potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu di wilayahnya.
Setidaknya, masyakarakat yang berada di garis kedua sesar harus waspada, karena wilayahnya memiliki potensi gempa.
“BPBD akan memasukkan potensi bencana gempa dalam daftar bencana yang bisa terjadi, meskipun kejadian gempa tidak bisa diprediksi,” katanya lagi.
(fath/arrahmah.com)