GHAUTAH (Arrahmah.com) – Pertempuran pecah di timur Damaskus antara pejuang Suriah dan pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad pada Rabu (26/7/2017) untuk pertama kalinya sejak kedua belah pihak mengumumkan “gencatan senjata” pada akhir pekan lalu, ujar laporan kelompok pemantau.
Serangan udara rezim yang terus-menerus menggempur daerah kantong yang terkepung tersebut, menyebabkan seorang bayi baru lahir terbunuh.
Serangan udara di tiga kota di Ghautah Timur telah membunuh seorang anak dan melukai 11 warga sipil lainnya di pinggiran Otaya, membawa korban luka dan tewas sekitar 55 warga sipil dalam 48 jam terakhir, ujar laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, lansir Zaman Alwasl.
Pada Selasa (25/7), SOHR melaporkan adanya korban sipil pertama sejak “gencatan senjata” yang ditengahi oleh Rusia dimulai pada Sabtu lalu.
Rusia membantah adanya serangan udara pada Selasa (25/7) dan menyebutkan sebagai “kebohongan” yang diciptakan untuk “mendiskreditkan pekerjaan Rusia” untuk zona de-eskalasi, lapor Reuters.
Rusia mengatakan telah mengerahkan polisi militer di Ghautah Timur pada Senin (24/7) untuk mencoba memberlakukan zona de-eskalasi.
Bentrokan pada Rabu terjadi di sekitar Ain Terma di tepi barat Ghautah Timur. (haninmazaya/arrahmah.com)