JAKARTA (Arrahmah.com) – Ujian masih mengiringi perjalanan Jama’ah Anshorut Tauhid, setelah belum lama ini dimasukkan kedalam daftar organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kini, JAT diintimidasi dengan sebuah surat dari pihak yang mengatasnamakan PBB Senin, 26 Maret 2012. JAT pun segera meminta PBB melakukan klarifikasi.
“Jamaah Ansharut Tauhid meminta klarifikasi keotentikan atas surat tersebut karena kami menemukan beberapa kecurigaan atau keganjilan,” kata Ustadz Son Hadi dalam rilisnya kepada arrahmah.com, Senin (2/4).
Kecurigaan dan keganjilan tersebut menurut pria yang akrab dipanggil Ustadz Son ini, di antaranya adalah: Pertama, prosedur pengiriman surat yang tidak biasa dan aneh dilakukan institusi sebesar PBB.
“Tata cara pengiriman tidaklah lazimnya pengiriman sebuah surat resmi, surat tersebut tiba-tiba saja tergeletak di lantai depan rumah dan di meja kantor, adanya tanpa catatan kurir (jika surat itu dikirm melalui jasa kurir atau pos khusus) dan tidak diketahui siapa pengirim suratnya seolah pembawa surat tidak ingin diketahui identitasnya,” ungkapnya.
Kedua, konten surat yang dikirim tidak lengkap dan utuh, serta terakhir amplop surat hasil pemindaian tanpa disertai perangkat pengiriman.
“Isi surat yang tidak lengkap dan utuh lampirannya hanya beberapa yg dikirm secara acak, dan amplop surat berupa hasil scanner tanpa perangko dan cap pos,” papar Ustadz Son.
Melihat kondisi dan situasi tersebut, JAT menyangsikan bahwa surat tersebut resmi berasal dari PBB.
“Kami meragukan surat ini resmi dari PBB karenanya kami ingin mengklarifikasi langsung ke PBB agar kami bisa memberikan respon atas surat tersebut secara tepat dan benar,” pungkasnya.
Pada Senin siang (2/4) sekitar jam 11:15 WIB perwakilan dari JAT yang diwakili oleh Ustadz Son Hadi beserta rombongan mendatangi perwakilan PBB di Menara Thamrin Jakarta Pusat, untuk mempertanyakan keotentikan surat tersebut.
Perwakilan JAT diterima oleh staf Security Associate United Nations, Ade Feisal Siregar dan ia menyampaikan bahwa belum bisa memastikan apakah surat yang diterima Jamaah Anshorut Tauhid itu benar otentik atau bukan karena ia tidak mendapatkan tembusan dari PBB mengenai hal tersebut. Ia hanya bisa menjanjikan akan mengklarifikasinya kepada pihak PBB dan akan mengabari kembali sekitar dua-tiga hari mendatang. (bilal/arrahmah.com)