BAGHDAD (Arrahmah.com) – Duta Besar AS untuk Irak dan staf lainnya dievakuasi dari kedutaan mereka di Baghdad pada Selasa (31/12/2019), kata para pejabat Irak, ketika ribuan demonstran dan pejuang milisi di luar gerbang mengecam serangan udara Amerika di Irak.
Pada Minggu (29/12), pesawat-pesawat AS telah menyerang pangkalan-pangkalan milik milisi pro Iran, sebuah langkah yang berisiko menarik Irak lebih jauh ke dalam konflik proksi antara Washington dan Teheran pada saat ketika protes massa menantang sistem politik negeri Muslim tersebut.
Serangan Paman Sam terhadap milisi Kataib Hizbullah diklaim sebagai tanggapan atas pembunuhan seorang kontraktor sipil AS dalam serangan roket di sebuah pangkalan militer Irak.
Di luar kedutaan, pengunjuk rasa melemparkan batu ke pintu gerbang sementara yang lain meneriakkan, “Katakan tidak untuk Amerika! … Katakan tidak untuk Trump!”
Pasukan khusus Irak dikerahkan di sekitar gerbang utama untuk mencegah para demonstran memasuki kedutaan.
Ribuan rakyat Irak telah turun ke jalan hampir setiap hari untuk mengutuk, antara lain, milisi seperti Kataib Hizbullah dan para patron Iran lainnya yang mendukung pemerintahan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi.
Tetapi pada Selasa (31/12), para milisi ini jugalah yang berteriak “Tutup (kedutaan Amerika) atas nama rakyat” di gerbang Kedutaan dan menghancurkan kamera pengintai di sekitar gedung dengan batu bata dan batu.
Qais al-Khazali, pemimpin milisi Asaib Ahl al-Haq, dan banyak pemimpin senior milisi lainnya termasuk di antara para demonstran.
“Orang Amerika tidak diinginkan di Irak. Mereka adalah sumber kejahatan dan kami ingin mereka pergi,” kata Khazali kepada Reuters. Khazali adalah salah satu pemimpin milisi Syiah yang paling ditakuti dan dihormati di Irak, dan salah satu sekutu terpenting Iran.
Kataib Hizbullah adalah salah satu milisi yang didukung Iran paling kecil tapi paling kuat. Benderanya digantung di pagar yang mengelilingi kedutaan.
Komandan milisi Jamal Jaafar Ibrahimi, juga dikenal sebagai Abu Mahdi al-Mohandes, dan pemimpin Organisasi Badr Hadi al-Amiri juga ikut dalam protes tersebut.
Abdul Mahdi mengutuk serangan udara yang menewaskan sedikitnya 25 pejuang dan melukai 55 lainnya. (Althaf/arrahmah.com)