RIYADH (Arrahmah.id) — Meningkatnya tingkat obesitas di Arab Saudi, membuat Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menginisiasi agenda reformasi Vision 2030 yang bertujuan untuk menurunkan angka obesitas dan diabetes.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi saat ini mulai mewajibkan restoran untuk memasukkan informasi kalori pada menu untuk mendorong pola makan sehat.
Salah satu pemilik restoran di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, mengaku telah membuka dua cabang baru dalam 18 bulan terakhir akibat melonjaknya permintaan makanan sehat. Restoran tersebut menyediakan makanan setiap hari kepada sekitar 500 pelanggan, yang sebagian besar adalah warga Arab Saudi.
“Orang Arab Saudi telah mengubah gaya hidup mereka dan sekarang menghadiri klub olahraga dan makan makanan sehat,” kata pemilik restoran Basil Chehayeb, dikutip dari Al Jazeera (5/3/2023).
Upaya restoran dan bisnis sektor swasta lainnya untuk mempromosikan makan sehat telah dilengkapi dengan intervensi berpikiran sehat lainnya.
Federasi Olahraga Arab Saudi sekarang menyelenggarakan acara reguler seperti Riyadh Marathon, yang tahun ini menarik ribuan pelari ke jalanan di Riyadh.
Pemerintah juga telah mulai mengerjakan Sports Boulevard sepanjang 135 kilometer di ibu kota yang dilengkapi jalur pejalan kaki, pesepeda, dan penunggang kuda. Dimulai dengan tahun akademik saat ini, Kementerian Kesehatan Saudi telah melarang penjualan minuman ringan (soft drink) di sekolah.
“Obesitas adalah masalah kesehatan yang serius tetapi sangat terlihat sekarang kesadaran kesehatan meningkat di kalangan generasi muda,” kata konsultan kesehatan masyarakat Lamia Al-Brahim.
“Perubahan perilaku masyarakat membutuhkan waktu yang lama, dan upaya tersebut dimulai dari dalam rumah, kemudian sekolah dan kemudian instansi pemerintah,” bebernya.
Lebih dari separuh populasi di dunia diprediksi akan mengalami obesitas pada 2035. Tingkat obesitas di kalangan anak dan remaja juga diperkirakan meroket.
Federasi Obesitas Dunia 2023 memperkirakan bahwa 51 persen penduduk bumi atau lebih dari 4 miliar orang, akan mengalami obesitas dalam 12 tahun ke depan.
Dalam laporan yang diberitakan Reuters, obesitas meningkat sangat cepat di kalangan anak-anak dan di negara-negara berpenghasilan rendah. Laporan tersebut menggambarkan data sebagai peringatan yang jelas, mengatakan bahwa pembuat kebijakan perlu bertindak sekarang untuk mencegah situasi memburuk.
“Sangat mengkhawatirkan melihat tingkat obesitas meningkat paling cepat di antara anak-anak dan remaja,” kata Louise Baur, presiden Federasi Obesitas Dunia, dalam sebuah pernyataan.
Berdasarkan studi yang diterbitkan Bank Dunia pada tahun lalu, sekitar satu dari lima orang dewasa asal Arab Saudi mengalami obesitas.
Obsevatori Obesitas Global menempatkan Arab Saudi di peringkat ke-17 sebagai negara dengan prevalensi tertinggi obesitas. Arab Saudi berada di bawah Amerika Serikat (AS), dan negara tetangga Qatar serta Kuwait dalam daftar tersebut. (hanoum/arrahmah.id)