GUNUNGKIDUL (Arrahmah.com) – Warga Yogya sempat heboh dalam beberapa waktu lalu. Sebuah pemandangan matahari yang tidak biasa menghiasi lagit Yogya dan sekitarnya.
Ditengah cuaca yang cukup cerah, Selasa (4/1/2011), warga Yogya dan sekitarnya, termasuk di wilayah Gunungkidul melihat matahari dikelilingi oleh kabut warna warni, mirip sebuah cincin pelangi.
“Matahari ada cicinnya. Wah ada apalagi ini?” kata Frans Edi salah seorang pegawai Diskominfo Gunungkidul yang terperangah dengan pemandangan tersebut.
Sementara itu warga masyarakat di kota Wonosari tidak sedikit yang mengabadikan melalui kamera, yang kebanyakan berasal dari kamera di telepon seluler. Bahkan ada sebagian yang rela berpanas-panasan untuk berfoto.
Tidak sedikit masyarakat yang melihat sebagai tanda alam akan datangnya bencana. “Saya baru pertama kali ini melihat. Ini peristiwa yang jarang terjadi. Mungkin ini pertanda alam akan terjadinya bencan,” kata gunawan sambil berfoto.
“Lihatlah kebesaran tuhan lewat fenomena alam berupa matahari dilingkari pelangi,”
Namun begitu, tidak banyak warga yang menilai hal ini dengan positif. Bahkan menganggap pemandangan ini sebagai kebesaran tuhan.
Bahkan warga Yogya yang mengkhawatirkan fenomena Halo akan berkaitan dengan munculnya bencana. Namun hal ini dibantah oleh pihak lembaga penerbangan dan antariksa nasional (LAPAN).
“Tidak ada kaitannya sama sekali antara cahaya Halo dengan gempa bumi. Halo disebabkan karena faktor awan sementara gempa disebabkan karena faktor kulit bumi,” jelas Thomas, Selasa (4/1/2011).
Thomas menambahkan bahwa cahaya Halo di Yogya juga tidak ada kaitannya dengan gerhana matahari yang terjadi di sebagian wilayah Eropa dan Timur Tengah hari ini (4/1).
Sebelumnya masyarakat mempercayai jika fenomena cahaya Halo berkaitan dengan munculnya bencana. Seperti yang pernah terjadi saat gempa di Padang beberapa waktu lalu, yang didahului dengan kemunculan fenomena Halo di wilayah tersebut.
Fenomena ini disebut dengan Halo, sebuah fenomena optik yang terbentuk dari hasil pembelokan cahaya Matahari oleh partikel uap air di atmosfer.
Diberitakan situs NASA, fenomena Halo terjadi karena saat musim sebagian partikel uap air naik ke atmosfer dan memiliki kemampuan untuk membiaskan cahaya yang dikeluarkan matahari. Fenomena ini hampir sama dengan proses pembentukan pelangi yang datang setelah hujan turun. Tidak heran jika kemudian lingkaran itu mengeluarkan cahaya warna-warni seperti pelangi dengan lingkaran gelap di sekeliling matahari akibat matahari berada tegak lurus dengan bumi.
Fenomena ini terjadi tidak terlalu lama. Hingga kini dikabarkan cincin yang mengitari matahari itu sudah menghilang dan pemandangan matahari kembali normal. (sm/arrahmah.com)