TEXAS (Arrahmah.com) – Prajurit Angkatan Darat Naser Abdo memiliki artikel cara membuat bom yang dikeluarkan oleh cabang Al Qaeda, menurut dokumen pengadilan. Dalam pengadilan yang diselenggarakan pada Jumat (29/7/2011), Abdo meneriakkan nama seorang pria yang menewaskan 13 orang di pangkalan militer di Fort Hood pada 2009.
Seorang tentara yang diduga merencanakan serangan bom dan senjata terhadap personil militer di Fort Hood, Texas, menggunakan resep membuat bom dari majalah online keluaran Al Qaeda, menurut dokumen pengadilan federal yang dirilis pada Jumat.
Abdo telah dibebankan dengan kepemilikan perangkat destruktif yang tidak terdaftar dan diperintahkan ditahan tanpa ikatan. Pada saat penangkapannya di hari Rabu (27/7), petugas penegak hukum menemukan pistol dan bahan pembuat bom dan sebuah artikel berjudul “Membuat bom di dapur ibumu”.
Artikel ini pernah dipublikasikan oleh majalah online milik Al Qaeda cabang Yaman, Inspire pada Juli 2010, terbitan pertama dari majalah online tersebut.
Hal ini terungkap dalam sebuah pernyataan tertulis FBI yang diajukan dalam hubungannya dengan pengaduan pidana terhadap Abdo.
Tidak ada indikasi dalam surat pernyataan itu bahwa Abdo memiliki kontak dengan Al Qaeda atau kelompok lainnya. Para pejabat AS yakin Abdo bertindak senditi dalam plot yang dituduhkan kepadanya. Abdo dilaporkan memberikan pernyataan terhadap polisi pada Rabu (27/7) yang memberatkan posisinya bahwa ia berencana menyerang personil militer di restoran Killen, Texas yang berlokasi di dekat basis militer.
Abdo menolak bekerjasama selama penampilan awalnya di pengadilan federal Jumat kemarin di Waco, Texas. Saat ia digiring ke ruang sidang, ia meneriakkan : “Nidal Hassan, Fort Hood, 2009,” menurut laporan Associated Press.
Teriakannya merupakan referensi ke sebuah penembakan massal oleh psikolog militer, Nidal Hasan di bulan November 2009 di Fort Hood.
Serangannya ini menewaskan 13 tentara dan melukai 32 lainnya. Hasan tengah menunggu pengadilan militer dan ia menghadapi kemungkinan hukuman mati.
Satu-staunya hubungan nyata antara Abdo dan Hasan adalah bahwa keduanya adalah Muslim Amerika yang bertugas dalam militer AS.
Menurut pengakuan FBI, saat ditangkap oleh Departemen Kepolisian Killen, Abdo membawa ransel. Selain artikel pembuatan bom, terdapat dua jam, dua gulungan kawat, 40 amunisi kaliber, 40 pistol kaliber.
Polisi dan agen federal kemudian menggeledah kamae hotelnya, menyita bor listrik, dua jam, enam botol mesiu tanpa asap, amunisi magazine, empat razorblades.
Plot Abdo terungkap setelah pegawai dan manajer sebuah toko senjata Guns Galore yang berada di dekat pangkalan militer Fort Hood, menghubungi polisi setelah Abdo meninggalkan toko. Abdo dikatakan telah membeli satu pon bubuk tanpa asap.
Kemungkinan Abdo akan dituntutut 10 tahun penjara dan denda 250.000 USD karena memiliki perangkat perusak yang tidak terdaftar. (haninmazaya/arrahmah.com)