IDLIB (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS) menangkap tangan kanan pemimpin mereka yang juga menjabat kepala Aparat Keamanan Umum HTS pada Selasa (15/8/2023) waktu setempat. Dia dituduh bekerja sama dengan badan intelijen Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam koalisi global.
Dilansir North Press Agency (16/8), sebuah sumber eksklusif menyebutkan bahwa Abu Maria al Qahtani, kepala Aparat Keamanan Umum, ditangkap dengan tuduhan menjalankan jaringan kelompok Al Sharqiyyah yang menjalin hubungan rahasia dengan koalisi global dan berusaha menggulingkan kepemimpinan HTS. Dia juga dituduh telah mencoba menyingkirkan sejmlah tokoh-tokoh di HTS demi kepentingannya.
Al Qahtani, yang bernama asli Maysara Al Harari Al Jubouri, awal pekan lalu dikabarkan ditangkap, namun pada Jumat (11/8) dia dibebaskan oleh Abu Muhammad al Jaulani, pemimpin HTS.
Pada Selasa (15/8) dia kembali ditangkap di Idlib setelah sebelumnya meminta perlindungan ke pemimpin suku di kota Al Bab, Abu Hazim. Saat ini dia berada dalam tahanan rumah.
Menurut seorang jurnalis, Tahir al Omar, kepada Daman Post (16/8), Al Qahtani ditangkap berdasarkan pengakuan dari jaringan agen dan mata-mata yang ditangkap 4 bulan lalu.
Mereka mengungkap bahwa militer sayap timur dan wilayah Aleppo yang dipimpin oleh al-Qahtani, Ilweis, dan Zakour bertujuan untuk melakukan kudeta militer terhadap Jaulani yang lebih pro ke kubu Bennish yang dipimpin oleh saudara-saudara al Jaulani, seperti Abu Majid dan Abu Ahmed Hudoud.
Al Qahtani yang berasal dari Irak ini adalah tokoh HTS yang paling terdepan dalam memerangi kelompok militan Islamic State (ISIS) dan cabang Al Qaeda di Suriah, Hurras al Din. Dia juga beberapa waktu lalu menyebut bahwa Al Qaeda merupakan perpanjangan tangan Garda Revolusi Syiah Iran dan meminta anggota Al Qaeda untuk mengecam pemimpin mereka. (hanoum/arrahmah.id)