GAZA (Arrahmah.com) – Pastor Manuel Musallam, head of the World Popular Organization for Jerusalem Justice and Peace, mendesak Hamas pada 13 April 2021 untuk mendirikan media center Kristen yang menbela kelompok itu.
Beberapa hari sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum Pusat Palestina menerbitkan daftar final calon anggota legislatif yang akan digelar pada pemilu mendatang. Daftar calon anggota dari Hamas memasukkan satu orang Kristen di antara 132 kandidatnya setelah beberapa orang Kristen lainnya mundur.
Dilansir Al Monitor (24/4/2021), Musallam yang diwawancarai surat kabar Al Resalah yang berafiliasi dengan Hamas, mengatakan bahwa beberapa kandidat Kristen menghadapi intimidasi dan tekanan untuk tidak mencalonkan diri jadi anggota legislatif dari Hamas. Dia mengatakan bahwa ada propaganda menodai citra Hamas dan hubungannya dengan orang Kristen.
“Hamas telah menjadi sasaran kampanye kotor,” tambah Musallam seraya mengatakan bahwa seharusnya media Hamas mampu menjawab dan menyangkal itu semua.
Musallam mengatakan kepada Al Monitor bahwa media di Eropa menggambarkan Hamas secara tidak akurat, terutama dalam hubungannya dengan penduduk Kristen.
Musallam, yang sebelumnya mengepalai Gereja Katolik di Jalur Gaza, mengatakan bahwa umat Kristen tidak dianiaya di bawah Hamas, sebagaimana seperti yang diklaim beberapa media Barat.
Sebuah laporan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mencatat bahwa “kelompok-kelompok Kristen melaporkan bahwa Hamas secara umum menolerir kehadiran kecil orang Kristen di Gaza dan tidak memaksa orang Kristen untuk mematuhi hukum Islam.
Musallam mengungkapkan bahwa keponakannya yang tinggal di Ramallah bermaksud untuk mencalonkan diri dalam daftar calon legislatif dari Hamas, tetapi keluarganya mendesaknya untuk mempertimbangkan kembali.
Dia menyalahkan kampanye kotor terhadap Hamas yang membuat keluarganya khawatir bahwa kepentingan bisnis mereka akan terpengaruh dan bahwa Israel akan menganiaya mereka.
Basem Naim, anggota kantor hubungan internasional Hamas, mengatakan kepada Al Monitor bahwa gerakannya menyambut baik seruan Musallam untuk mendirikan pusat media dan menganggapnya sebagai ide inovatif yang menunjukkan bahwa komunitas Kristen Palestina sangat ingin mempertahankan citra Gaza di mata dunia.
Naim menjelaskan, Hamas akan mengkaji gagasan itu dan mempertimbangkan untuk menunjuk penasihat media Kristen. Dia mencatat bahwa pers Barat menjelekkan Hamas karena beberapa negara di Barat memiliki pandangan negatif tentang Islamis Arab secara umum.
Naim juga mengklarifikasi mengapa beberapa tokoh Kristen menarik pencalonan mereka dari daftar pemilihan calon anggota legislatif dari Hamas.
“Kami menawarkan sejumlah tokoh Kristen di Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk mencalonkan diri dalam daftar Hamas, tetapi mereka mundur karena beberapa alasan, seperti tekanan keluarga atau masalah kesehatan, atau bahkan ketakutan akan pembatasan Israel pada perjalanan dan pekerjaan mereka,” ujar Naim.
Sebelumnya, Hamas dituduh menjadi salah satu penyebab menurunnya jumlah warga Kristen di Jalur Gaza. Namun, para pendukung Hamas mengatakan layanan keamanan gerakan memberikan perlindungan kepada gereja-gereja Kristen, sekolah dan fasilitas lainnya, dan para pemimpin Hamas mengirimi mereka salam pada hari libur mereka setiap tahun.
Menurut Diyar Consortium, sebuah kelompok penelitian yang berbasis di Bethlehem, populasi Kristen Gaza memang mengalami penurunan. Hanya 850 orang Kristen yang tinggal di Jalur Gaza. Mereka adalah komunitas Ortodoks Yunani dan Katolik Roma.
Tokoh agama Kristen menegaskan bahwa jumlah umat Kristen di semua wilayah Palestina, tidak hanya di Gaza, telah menurun sejak dimulainya konflik Palestina-Israel pada tahun 1948 karena puluhan ribu orang telah berimigrasi ke negara-negara Arab dan Barat. (hanoum/arrahmah.com)