JAKARTA (Arrahmah.com) – Sidang kasus Habib Rizieq Shihab kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur pada Senin (12/4/2021), dengan agenda pemeriksaan saksi dari pihak Kejaksaan untuk perkara nomor 221 tentang kerumunan di Petamburan dan 226 tentang kerumunan di Megamendung.
Dalam sidang tersebut pihak Kejaksaan menghadirkan 10 orang saksi terkait dua kasus yang menyeret nama Habib Rizieq, yakni kasus kerumunan di Petamburan dan Megamendung. Salah seorang saksi yang dihadirkan adalah mantan Kapolres Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto.
Setelah dicecar pertanyaan oleh Habib Rizieq, Kombes Heru akhirnya mengakui bahwa tidak ada klaster COVID-19 Petamburan yang terkait dengan acara Maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan putri Habib Rizieq di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mulanya, Habib Rizieq bertanya kepada Heru apakah dilakukan pelacakan penularan Covid-19 selepas acara Maulid di Petamburan.
“Dari sekitar 500 orang dites rapid, ada yang reaktif 5,” jawab Heru dalam persidangan.
Heru kemudian melanjutkan bahwa 500 orang yang dites itu seluruhnya merupakan warga Petamburan namun belum tentu jamaah yang hadir di acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan.
“Lima (warga yang reaktif tes rapid) itu ada keterangan hadir di (acara) Maulid?” balas Habib Rizieq.
“Tidak tahu,” jawab Heru.
Habib Rizieq kemudian meminta data pasti mengenai keberadaan klaster Covid-19 akibat acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan.
“Apakah ada info resmi, apakah setelah tracing tadi ada klaster baru yang namanya klaster Petamburan?” tanya Rizieq.
“Tidak ada,” tegas Heru.
“Apakah ada klaster baru yang namanya klaster Habib Rizieq Shihab, apakah ada klaster baru yang namanya klaster Maulid Petamburan?” cecar Habib Rizieq.
“Tidak ada,” jawab Heru lagi.
Pengadilan Negeri Jakarta Timur akan melanjutkan sidang kasus Habib Rizieq pada hari ini Rabu (14/4) dengan agenda pemeriksaan saksi perkara nomor 221 terkait kerumunan di Petamburan, Jakarta Pusat dan perkara nomor 226 terkait kasus kerumunan di Pondok Pesantren Alam Agrokultural Megamendung, Bogor. (rafa/arrahmah.com)