JAKARTA (Arrahmah.com) – Pekan ini, ustadz Yusuf Mansur dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta lantaran kadar hemoglobinnya anjlok ke level 5.
Transfusi darah yang pertama tak mampu mendongkrak kadar hemoglobin. Pada tranfusi darah selanjutnya, hemoglobin melesat menjadi 10,3 berkat hadirnya sejumlah pendonor darah untuk Ustadz Yusuf Mansur.
Masalah muncul saat Ustadz Yusuf Mansur disebut “menyeleksi” para pendonor hingga tersisa empat. Tindakan ini kemudian dinilai oleh sebagian orang bentuk kesombongan. Ustadz Yusuf Mansur kemudian mengklarifikasi.
Dua hari jelang Idul Adha, Ustaz Yusuf Mansur merasa ada yang tak beres di tubuhnya. Ia sempat menduga kena Covid-19 lagi.
“Jalan capai, makin lama makin capai lagi. Duduk saja capai, duduk berdiri doang nih, sikat gigi capai. Maaf ya, cebok buang air besar capai. Kok mirip-mirip Covid-19 begitu. Tapi, saya periksa PCR (hasilnya) negatif,” ungkap Ustadz Yusuf Mansur.
Seorang dokter merekomendasikan Yusuf Mansur mengecek d-dimer di laboratorium.
Pada 19 Juli 2021, ia menjalani pemeriksaan. Keesokan harinya, hasil tes dirilis dan rupanya ada masalah dalam darahnya.
“Kalau terlambat gawat, nih harus transfusi. Alhamdulillah, jadi kalau sehatnya sih sudah, cuma ini lagi diteliti kenapa kok bisa punya HB kronis begitu. Turunnya pelan-pelan, tahu-tahu ini keadaan yang bahaya,” lanjutnya.
Terkait tudingan pilih-pilih pendonor, Ustadz Yusuf Mansur menyebut dalam Al-Qur’an dibahas bahwa setiap sel tubuh manusia punya kulit yang bisa bersuara, berbicara, bersaksi atas izin Allah pada hari ini maupun hari akhir nanti.
“Ini salah satu hikmahnya nanti kita akan bikin besar-besaran donor penghafal Al-Qur’an, orang-orang yang ahli puasa, ahli dakwah, anak-anak yang berbakti kepada orangtua, santri-santri remaja, guru-guru Al-Qur’an. Karena di dalam darahnya ada memori dan rekam jejak,” terangnya.
“Saya tahu saya diledekin sama beberapa orang. Dijulidin tapi, ya ini sains kok dan tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada semua, yang mendonorkan darah. Itu sudah pasti orang baiklah,” ujarnya.
“Kalau bukan orang baik enggak mungkin mendonorkan darah. Enggak mungkinlah. Kalau enggak bersih, enggak mungkin, deh. Tapi kita perlu nih tambahan (syarat) lagi,” kata Ustadz Yusuf Mansur kepada Liputan6.com, Sabtu (24/7/2021).
Ia mengaku ada hikmah di balik hemoglobin anjlok dan tudingan sombong. Ia merasakan kuasa Tuhan.
“Allah tahu saya dosanya banyak. Allah tahu saya maksiatnya banyak, keburukannya banyak, kekurangan ibadahnya juga banyak,” ujar Ustadz Yusuf Mansur.
“Allah tahu karena itu Allah gabungin darah saya dengan darah para penghafal Al-Qur’an dan ustadz yang pada mukhlis,” tuturnya.
Terkait tudingan pilih-pilih pendonor, Yusuf Mansur menjawab, “Memang secara medis boleh memilih gitu, bukan berarti kenapa harus pilih-pilih, ya enggak pilih-pilih juga.”
Mulanya, kesempatan menjadi pendonor darah diberikan kepada keluarga inti yakni pasangan dan anak-anak, kerabat dekat, lalu para sahabat.
“Kalau kemudian kita bisa kecilin lagi (pilihan terkait para pendonor), dipilah, kenapa enggak?” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)