LAHORE (Arrahmah.id) — Polisi Pakistan berusaha menangkap mantan perdana menteri (PM), Imran Khan, pada Ahad (5/3/2023). Namun, setelah tiba di kediamannya yang berada di Lahore, Imran Khan disebut sudah kabur tidak berada ditempat.
Imran Khan diduga telah mengetahui rencana kedatangan polisi dan menghindari penangkapan sebelum aparat datang menyisiri setiap ruangan di kediamannya. Upaya penangkapan ini disebut bertujuan untuk memastikan kedatangan eks PM Pakistan tersebut di persidangan pada Selasa (7/3).
“Sebuah tim polisi Islamabad telah tiba di Lahore untuk menangkap Imran Khan guna mematuhi perintah pengadilan,” kata pihak Kepolisian Islamabad di Twitter, dikutip dari AFP (6/3).
“Imran Khan enggan untuk menyerah,” sambung pernyataan itu.
Pihak kepolisian menyatakan telah masuk ke rumah tersebut, namun tidak menemukan sosok Imran Khan.
Tindakan polisi ini berdasarkan surat penangkapan yang dikeluarkan usai ia tidak mematuhi panggilan pengadilan dalam kasus hukum yang menjeratnya pada 28 Februari lalu.
Dalam kasusnya, Imran Khan diduga terlibat korupsi. Dia dinilai tidak dapat mempertanggungjawabkan hadiah yang ia terima saat menjabat sebagai perdana menteri.
Dia dituding melakukan penjualan ilegal hadiah yang diterima dari pejabat asing ketika dia menjadi perdana menteri.
Di Pakistan, pejabat pemerintah harus menyampaikan ke publik perihal hadiah apa saja yang diterimanya selama menjabat. Hadiah dapat disimpan, tetapi dengan ketentuan nilai tertentu.
Imran Khan sudah buka suara perihal kasus tersebut. Dia menyatakan kasus itu dibuat-buat.
“Saya dipanggil dalam kasus palsu dan negara harus mengetahuinya,” kata dia.
“Ini akan menjadi pertanda buruk bagi negara jika bangsa tidak melawan penguasa yang korup,” sambungnya.
Sebelum tudingan kasus korupsi ini mencuat, Imran Khan getol ‘mengusik’ politik di Pakistan semenjak ia dilengserkan dari jabatannya dalam mosi tidak percaya pada April tahun lalu.
Imran Khan terus menuntut diadakannya pemilu dini agar ia dapat mencalonkan diri sebagai PM dan mengembalikan kekuasaannya yang hanya bertahan selama tiga tahun.
Pada akhir tahun lalu, terjadi peristiwa penembakan terhadap rombongan konvoi anti-pemerintah yang ia pimpin di Kota Wazirabad. Akibat dari insiden itu, Imran Khan menderita luka tembak di kaki dan salah satu suporternya tewas — beberapa lainnya turut mengalami cedera. (hanoum/arrahmah.id)