GAZA (Arrahmah.id) — Pemimpin politik kelompok perlawanan Palestina Hamas, Salah al Bardawil meninggal dunia dirudal Israel saat sedang melaksanakan shalat bersama sang istri pada malam ke-23 Ramadhan.
Dilansir dari Al Mayadeen (23/3/2025), Ia meninggal dunia di tendanya wilayah Al Mawasi sebelah barat Khan Younis.
Tak lama, Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi terbunuhnya al Bardawil dan istri ketika shalat.
Seperti bagaimanakah sosok Salah al-Bardawil yang dikenal jago sastra Palestina dan jadi simbol kejujuran di Palestina?
- Simbol Kejujuran
Hamas menggambarkan al Bardawil sebagai suar kerja politik, media, dan nasional, serta simbol kejujuran, keteguhan, dan pengorbanan serta mengatakan ia tidak pernah gagal dalam menjalankan tugas, mengambil sikap, atau mengabdi pada tujuan.
“Pembunuhannya terjadi sebagai bagian dari serangkaian pembantaian brutal yang dilakukan musuh terhadap rakyat kami yang setia di Jalur Gaza”, tambah pernyataan Hamas.
- Doktor di Bidang Sastra Palestina
Menurut media Palestina, al Bardawil lahir di kamp pengungsi Khan Younis di Jalur Gaza pada 24 Agustus 1959.
Ia belajar bahasa Arab dan sastra di Mesir, dan memperoleh gelar doktor dalam sastra Palestina pada tahun 2001. Ia bekerja sebagai guru di sekolah pemerintah serta Universitas Islam sepanjang tahun 1990-an dan menjabat sebagai pemimpin redaksi surat kabar Al Risala dari tahun 1997 hingga 2001.
- Bergabung dengan Hamas sejak 1987
Menurut Jaringan Berita Quds, al Bardawil bergabung dengan Hamas ketika organisasi tersebut didirikan pada akhir tahun 1987 dan ditangkap oleh pasukan Israel pada tahun 1993 serta ditahan selama lebih dari 70 hari di penjara Gaza dan Ashkelon.
Ia terpilih menjadi anggota Dewan Legislatif Palestina untuk Blok Perubahan dan Reformasi yang berafiliasi dengan Hamas dalam pemilihan umum tahun 2006. Ia juga merupakan juru bicara Hamas, berbicara kepada media Arab, dan menulis artikel serta artikel penelitian tentang isu Palestina untuk surat kabar lokal dan regional.
Al Bardawil terpilih menjadi biro politik Hamas pada tahun 2021.
Ia memiliki tiga putra dan lima putri. Istrinya tewas dalam serangan Israel yang sama yang menewaskannya. (hanoum/arrahmah.id)