ALEPPO (Arrahmah.id) – Lingkungan yang dikuasai Kurdi di kota Aleppo, Suriah, menghadapi kelaparan setelah blokade selama berminggu-minggu oleh pasukan rezim yang mencegah bahan makanan pokok memasuki distrik tersebut.
Pos-pos pemeriksaan Divisi Lapis Baja ke-4 tentara rezim Suriah memberlakukan blokade terhadap tepung dan barang-barang pokok lainnya di lingkungan Sheikh Maqsoud dan Ashrafieh pada 13 Maret.
Langkah tersebut merupakan upaya nyata rezim untuk menerapkan tekanan pada Unit Perlindungan Rakyat (YPG) pimpinan Kurdi yang sebagai bagian dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS, menguasai sebagian besar timur laut Suriah selain lingkungan Aleppo.
Pada Sabtu (9/4/2022), pasukan keamanan terkait YPG di kota Qamishli dan Hasakeh mengumumkan bahwa mereka telah memblokade sejumlah pusat yang dikendalikan rezim sebagai pembalasan atas tindakan rezim, lansir MEE.
“Kami mendorong rezim di Hasakah dan Qamishlo,” kata seorang sumber keamanan di timur laut Suriah yang berbicara kepada Middle East Eye dengan syarat anonim.
“Pasukan Asayish [atau Pasukan Polisi Keamanan Internal Kurdi] telah mengendalikan toko roti Al-Baath, yang berafiliasi dengan rezim,” katanya, merujuk pada dinas keamanan setempat.
Sumber lain di Hasakah mengatakan Asayish mencegah mobil memasuki alun-alun wilayah yang dikuasai rezim di Hasakah, meskipun warga sipil masih bisa masuk.
Gambar-gambar di media sosial menunjukkan para demonstran di Aleppo pada Sabtu memprotes blokade makanan.
Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan “Tidak untuk pengepungan lingkungan Sheikh Maqsoud dan Ashrafieh,” “tidak untuk kebijakan kelaparan,” dan “panjang umur perlawanan orang-orang bebas”.
Kontrol yang diperebutkan
Ketegangan antara rezim dan pasukan pimpinan Kurdi telah menyoroti sejauh mana sebagian besar wilayah Suriah tetap terbagi, meskipun Bashar Asad berhasil merebut kembali sebagian besar negara itu, dengan kontrol yang sering bervariasi dari lingkungan ke lingkungan di dalam kota.
Akram Hamo, seorang aktivis yang berbasis di Eropa yang berasal dari barat laut Suriah, mengatakan tujuan akhir dari rezim Suriah adalah untuk menekan Kurdi untuk menyerahkan lingkungan Aleppo, yang telah berada di bawah kendali YPG sejak 2012, kepada rezim.
“Saya melakukan kontak hari ini dengan Sheikh Maqsoud, dan situasinya tidak berubah, pos pemeriksaan tidak memungkinkan tepung dan makanan mencapai lingkungan itu, dan hari ini ada protes di depan pos pemeriksaan,” katanya kepada MEE.
Di masa lalu, tepung mengalir dari timur laut Suriah yang dikuasai Kurdi ke lingkungan Aleppo, atau dewan lokal yang dipimpin Kurdi membeli roti di pasar gelap. Akibatnya, warga sipil di daerah tersebut dapat membeli roti dengan harga lebih murah.
Tapi, menurut sumber dari Sheikh Maqsoud, sejak 13 Maret stok tepung hampir kosong dan harganya naik tiga kali lipat. Mereka yang mencoba membeli makanan dari lingkungan lain berisiko ditangkap oleh pasukan keamanan rezim.
Nawaf Xelil, direktur Pusat Studi Kurdi, mengatakan kepada MEE bahwa rezim Suriah ingin memutar kembali waktu sebelum dimulainya pemberontakan Suriah pada 2011, dan menentang aliansi antara AS dan YPG melawan kelompok ISIS.
“Rezim masih menolak untuk mengakui hak-hak Kurdi di Suriah dan memandang rendah mereka,” katanya.
Xelil mengatakan rezim Suriah memberlakukan blokade terhadap Kurdi Suriah di tengah laporan berita bahwa AS mungkin akan mencabut sanksi di timur laut Suriah.
“Rezim Suriah juga mengancam akan menjatuhkan sanksinya sendiri di wilayah Kurdi di timur laut Suriah,” katanya.
Namun, ini bukan sesuatu yang baru, katanya, karena rezim Suriah di masa lalu juga mencegah barang-barang mencapai wilayah yang dikuasai Kurdi di Aleppo, Tabqa, dan Manbij.
“Rezim menekan Suriah timur laut, sehingga juga bisa mendapat manfaat dari penghapusan sanksi di Suriah timur laut.”
Nicholas Heras, wakil direktur Unit Keamanan Manusia di Institut Strategi dan Kebijakan Newlines, mengatakan kepada MEE bahwa “daerah Kurdi di Aleppo merupakan tantangan bagi konsolidasi penuh pemerintahdi kota paling strategis kedua di Suriah”.
“Pemerintah Suriah memandang daerah Kurdi di Aleppo sebagai tempat potensial bagi SDF yang didukung AS, dan menempatkan blokade di daerah-daerah ini adalah alat bagi Asad untuk menekan SDF.” (haninmazaya/arrahmah.id)