TEL AVIV (Arrahmah.id) — Militer Israel mendesak semua warga sipil di Jalur Gaza untuk pindah ke wilayah selatan dalam waktu 24 jam, lantaran diduga akan melancarkan serangan darat ke wilayah itu.
“Sekarang adalah waktunya untuk berperang,” kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, seperti dilansir Reuters (12/10/2023).
Perintah evakuasi ini diduga dilakukan Israel sebelum melakukan operasi “secara signifikan” di kota Gaza dalam beberapa hari mendatang.
“Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerukan evakuasi seluruh warga sipil Gaza dari rumah mereka ke arah selatan, demi keselamatan dan perlindungan mereka sendiri,” demikian pernyataan militer Israel, dikutip AFP.
Militer Israel menyerukan agar warga Palestina pindah ke daerah selatan Wadi, seperti yang ditunjukkan pada peta.
Menanggapi seruan itu, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut gerakan evakuasi semacam itu tidak mungkin terjadi “tanpa evakuasi kemanusiaan yang buruk”.
“PBB dengan tegas meminta agar perintah semacam itu, jika memang benar, dibatalkan. Untuk menghindari hal yang bisa mengubah situasi yang sudah menjadi tragedi, menjadi bencana,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, dilansir Reuters.
Kelompok perlawanan Palestina Hamas juga turut merespons perintah evakuasi Israel. Pejabat Hamas mengatakan peringatan evakuasi warga di Gaza sebagai propaganda palsu dan mendesak warga agar tidak tertipu.
Usai digempur Hamas secara mendadak pada Sabtu (7/10) lalu, Israel telah mendeklarasikan perang dan bersumpah melakukan balas dendam melalui “perang yang panjang”.
Sejak beberapa hari lalu, Israel telah mengerahkan tank-tank ke perbatasan Gaza dan mengepung wilayah itu dengan serentetan roket. Hingga kini jumlah korban tewas dari kedua pihak nyaris tembus tiga ribu jiwa. (hanoum/arrahmah.id)