Salah seorang pemuda Palestina tidak menyesali perbuatannya setelah membunuh satu keluarga Yahudi, meskipun tindakan yang dilakukan satu setengah bulan lalu tersebut akan mengakibatkan hukuman mati bagi dirinya.
“Saya bangga dengan apa yang saya lakukan,” demikian dinyatakan Amjad Mahmad Awad, 19 tahun, pada hari Minggu (5/6/2011) beberapa saat sebelum sebuah surat dakwaan terhadap dirinya dan pasangannya Hakim Awad diajukan Peradilan Militer sektor Yudea dan Samaria atas pembunuhan lima anggota keluarga Fogel dua setengah bulan yang lalu.
“Saya tidak menyesali apa yang saya lakukan, bahkan jika itu berarti saya dihukum mati,” kata Amjad menjelang sidang dakwaan.
Lima anggota keluarga Fogel dibunuh dalam serangan 11 Maret di Itamar. Suami dan istri Udi dan Ruthie Fogel dan tiga anak-anak mereka: Yoav (11) Elad (4) dan Hadas (empat bulan).
Sebulan setelah serangan pasukan elit IDF menangkap para pelaku pembunuhan. Beberapa prajurit tiba di rumah Amjad di desa Awarta dekat Itamar di tengah malam.
Dia tidur dan terkejut dengan kedatangan kami. Ia sangat ketakutan. Meski berusia muda, dia melakukan tindakan mengerikan ini,.” Kata Kapten N, komandan unit (ceri) Duvdevan.
Kapten N mengungkapkan bahwa sejak serangan tersebut pihaknya meningkatkan kewaspadaan untuk menangkap pemuda yang bertanggung jawab untuk pembunuhan itu. Ia juga mengatakan bahwa ini adalah kasus penting dan perlu mempersiapkan diri meliputi banyak skenario.
Meskipun salah, pada dasarnya tindakan para pemuda tersebut tidak bisa dipandang dari satu sisi. Lihatlah berapa banyak warga Palestina yang terpaksa dan terusir dari rumah mereka sendiri ‘demi’ untuk memberikan ‘rumah’ bagi para Yahudi. Betapa banyak keluarga Palestina terbunuh ‘sia-sia’ di tangan zionis tanpa ada tuntutan hukum yang bisa membela mereka?
Betapa besar dendam yang tersimpan dalam dada para pemuda Palestina tersebut? Tidak ada yang bisa memahami. Penjajahan dan penindasan selama puluhan tahun hanya menyisakan pedih, sakit, dan dendam tak terperi. (voaI/rasularasy/arrahmah.com)