JAKARTA (Arrahmah.com) – Diancam Front Pembela Islam (FPI), penyelenggaraan Festival Q Film berencana akan terus berjalan. Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut, hari ini, Selasa (28/9) diserbu FPI karena menjadi salah satu tempat Festival Q Film yang menayangkan film-film bertema maksiat. Ironisnya, panitia menyatakan tidak takut dan tetap akan melanjutkan untuk memutar film-film tersebut.
FPI Ancam Festival Film Gay
Ratusan anggota FPI mendatangi tempat-tempat diselenggarakannya Festival Q Film, diantaranya di Goethe Institut dan di Pusat Kebudayaan Perancis, Selasa (28/9/2010). FPI memprotes pemutaran film yang bertema gay dan lesbian dalam festival film tersebut.
Dalam aksinya tersebut para peserta aksi membawa poster-poster bergambar ilustrasi sepasang laki-laki dan sepasang perempuan yang saling berpelukan. FPI memang memprotes festival film tersebut yang memang akan menayangkan film-film bertema gay dan lesbian.
Sebelum beraksi, anggota FPI berkonvoi dari kantornya di Bukit Duri, Jakarta Selatan dengan mengunakan motor dan mobil ke kawasan Salemba. Dalam aksi protes tersebut, FPI menyatakan keberatannya dan penolakan keras atas pemutaran festival film tersebut. Sayangnya ancaman FPI tersebut ditanggapi dingin oleh panitia yang tetap bermaksud menggelar acara maksiat tersebut.
Artis Pendukung Festival Film Gay
Artis Sigi Wimala, salah satu sutradara yang mengikutsertakan filmnya dalam festival film gay tersebut membela bahwa kaum minoritas (gay dan lesbian) juga punya hak. Sigi membenarkan kalau ajang film ini ditujukan untuk orang dewasa
“Sangat disayangkan sekali aksi protes FPI itu, terlalu berlebihan, karena tema dari acara tersebut tidak hanya tentang Gay dan Lesbian,” ujarnya.
“Ajang film ini khusus untuk 17 tahun ke atas, setidaknya yang belum dewasa tahu film ini belum layak dikonsumsi. Ajang festival ini sudah bertahun-tahun, hal-hal seperti itu adalah hak masing-masing, kaum minoritas juga punya hak,” ujar istri Timo Tjahjanto ini.
Selain Sigi Wimala, artis lain yang ikut mendukung festival film maksiat ini adalah Nia Dinata dan Lukman Sardi. Bahkan Lukman Sardi dengan sinis menyindir FPI tidak memiliki akal dan hati, sebagaimana yang ditulis di Twiternya.
lukmansardi: “Selama mereka msh punya akal Dan hati mrk tdk Akan melakukan kekerasan,tp kalo dilihat dr kenyataan apakah itu dimiliki oleh mereka?”
Nia Dinata juga ikut-ikutan berkomentar di akun Twiternya :
tehniadinata: “Mengirimkan energi positif ke teman2ku di @QFilmFestival semoga ancaman2 yg datang, tdk menjadi kenyataan.”
Pihak penyelenggara Q Film Festival bahkan berjanji bahwa hari ini film-film akan tetap diputar di Goethe Institut, karena keadaaan sudah tenang dan aman kembali.
“Keadaan di Goethe Haus sudah kembali normal. Oke, film screening di Goethe u/ hari ini akan tetap dijalankan sesuai jadwal!! Dan acara2 lainnya pun dsini tetap diadakan,” tulisnya dalam akun Twitter tersebut.
Jadi, nampaknya para penyelenggara festival film-film maksiat ini hanya pura-pura takut dengan ancaman FPI dan kembali berani ketika peserta aksi dari FPI membubarkan diri. Perlukah FPI mendatangi lagi dan mengunggui sepanjang hari tempat-tempat tersebut? Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)