ANKARA (Arrahmah.com) – Wakil Presiden AS Mike Pence memperingatkan Turki pada Rabu (3/4/2019) bahwa negara itu dapat mengambil risiko keanggotaannya di NATO jika melanjutkan rencana untuk membeli sistem pertahanan udara Rusia.
Retorika Pence datang setelah Turki bersikeras bahwa kesepakatan dengan Rusia telah dilakukan, menandakan kebuntuan yang jelas antara kedua sekutu NATO.
Berbicara pada acara peringatan 70 tahun NATO di Brussels, Pence mengatakan Turki berisiko dikeluarkan dari program Joint Strike Fighter (JSF) F-35, yang dapat melumpuhkan pabrikan Turki yang membuat komponen untuk pesawat. Dan dia mengangkat kemungkinan reaksi yang jauh lebih luas, lansir Al Jazeera.
“Turki harus memilih,” ujar Pence. “Apakah ia ingin tetap menjadi mitra penting dalam aliansi militer paling sukses dalam sejarah dunia, atau apakah ia ingin mengambil risiko keamanan kemitraan itu dengan membuat keputusan sembrono yang merusak aliansi kita?” Klaim Pence.
Wakil Presiden Turki Fuad Oktay menjawab di Twitter mengatakan bahwa “Amerika Serikat harus memilih” tentang apakah akan tetap bersekutu dengan Ankara. Dia mengangkat masalah dukungan AS untuk pasukan Kurdi di Suriah, menuduh Washington “bergabung dengan teroris”.
Menteri luar negeri Turki, bagaimanapun, tampak tidak bergeming oleh ancaman AS, mengatakan bahwa membeli sistem S-400 Rusia “adalah kesepakatan yang telah dilakukan. Kami tidak akan mundur dari ini.”
AS telah menawarkan untuk menjual sistem pertahanan rudal Patriot buatan Amerika kepada Turki, tetapi Mevlut Cavusoglu mengatakan itu tidak dapat dikirimkan tepat waktu.
“Kami tidak bisa mendapatkannya selama 10 tahun,” kata Cavusoglu di Dewan Atlantik, Rabu pagi. “Itu sebabnya kami harus membeli dari Rusia.
“Dan kami juga mencoba membeli dari sekutu lain. Itu tidak berhasil. Jadi ini adalah kebutuhan mendesak Turki. Maksudku, kami membutuhkan sistem pertahanan udara segera di Turki.” (haninmazaya/arrahmah.com)