JAKARTA (Arrahmah.com) – Sejumlah tokoh asal Indonesia melakukan lawatan kontroversial ke Israel. Seperti diketahui, Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Kebijakan itu ditempuh Indonesia lantaran menghormati negara Palestina dan tidak mengakui keberadaan Negara Zionis tersebut.
Akan tetapi, anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya secara diam-diam bertemu dengan anggota Parlemen Israel Knesset di Tel Aviv. Kabar itu terbongkar setelah media setempat, Israelhayom.com, Selasa (11/6), mengumumkan pertemuan rahasia tersebut. Kunjungan dilakukan pekan lalu.
“Ini mungkin pertama kalinya delegasi dari negara Asia Tenggara mengunjungi Israel dan bertemu dengan anggota parlemen Israel,” demikian pernyataan Harian Hayom. Bukti kunjungan itu bisa didapatkan dari foto yang beredar dengan latar belakang kantor anggota parlemen Israel.
Tantowi Yahya
Anggota DPR fraksi Golkar Tantowi Yahya mengaku diundang Australian-Jewish Association berkunjung ke Israel selama 4 hari. Tantowi mengungkapkan Ia dan lima orang lain dari media, perguruan tinggi dan lembaga think tank diundang untuk dipertemukan dengan petinggi Israel.
“Kami bertemu parlemen, pemerintahan, kampus dan media disana,” dalam pesan singkat kepada Republika, Senin (11/6).
Tantowi mengatakan rombongan Indonesia diundang untuk mengetahui proses perdamaian dengan Palestina yang sekarang sedang berlangsung. Anggota komisi I DPR ini menyimpulkan dari dialog yang terjadi Israel belum berlaku adil terhadap Palestina. “Mana ada perdamaian tanpa keadilan,” ungkapnya.
Kunjungan politikus Partai Golkar itu difasilitasi organisasi pro-Zionis Yahudi Australia yang menyediakan akses perjalanan ke negeri pimpinan Benjamin Netanyahu itu. Kelompok Yahudi Australia itu selalu berusaha mempertahankan hubungan persahabatan dengan Knesset Speaker Yuli Edelstein dari Partai Likud yang bertugas mengurusi diplomasi publik.
Sangat mungkin, kunjungan mantan presenter televisi ke Israel itu bakal menyulut kemarahan rakyat Indonesia. Pasalnya, kunjungan itu sama saja dengan bentuk pengakuan atas eksistensi Israel yang berdiri dengan mengusir rakyat Palestina.
(azmuttaqin/arrahmah.com)