Dialog sms dakwah antara Fauzan Anshari, pelayan pesantren tahfidz Al Qur’an Anshorulloh Ciamis, dengan Fahri Hamzah, anggota DPR dari PKS tentang implementasi syariat Islam berlanjut, Selasa (13/09/2011), pukul 06.30 – 09.35 WIB. Berikut petikannya!
Fauzan Anshari (FA): “Orang-orang yang jika Kami berikan kedudukan di bumi, mereka menegakkan solat, menunaikan zakat, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, dan kepada Allah sajalah mereka mengembalikan segala
urusan” (QS. Alhajj/22:41). Siapakah kita, apakah presiden, dpr, mpr,mk, kejaksaan, tni, polisi dan pejabat Negara lainnya, apakah sudah menjalankan ayat di atas? Kalau mau selamat dunia akhirat, jangan tunda-tunda lagi, mari kita bersama-sama menerapkan hukum Alloh di bumi-Nya ini.
Fahri Hamzah (FH): kerjakan aja jangan banyak ngomong
FA: Alhamdulillah kalau sudah, tapi mana buktinya? Hukum Islam tidak berjalan sampai detik ini, apa kerja DPR dengan gaji tinggi? Apa sudah melegislasi hukum-hukum Islam?
FH: ente jadi anggota DPR dong…
FA: Saya tidak mau karena jadi anggota DPR akan jadi musyrik karena telah mengkudeta kekuasaan Alloh dalam hal membuat hukum
FH: ya sudah jangan minta tolong DPR dong…
FA: Saya tidak pernah minta tolong kepada siapapun kecuali supaya orang itu mau menerapkan hukum Islam, apalagi hak saya sebagai rakyat yang dipaksa taat kepada undang-undang yang disahkan DPR tidak sesuai dengan hukum Islam sehingga bisa menyeret saya dan keluarga ke neraka, dan sebagai kewajiban dakwah kepada semua orang yang mengaku muslim supaya bekerjasama dalam kebaikan dan taqwa, bukan dalam dosa dan permusuhan. Seseorang berkata kepada Abdullah ibn Mas’ud ra: “Celaka aku jika tidak beramar ma’ruf dan bernahi munkar.” Ibnu Mas’ud ra menjawab: “Engkau juga akan celaka manakala hatimu tidak mengenali yang ma’ruf dan yang munkar.” (dinukil dari al-intishar lihizbillah al-muwahhidin:7)
FH: renungan hari ini: Ali bin Abi Thalib berkata: “Ketahuilah olehmu, moga-moga rahmat Allah atas kamu semua! Sesungguhnya kamu ini telah sampai kepada suatu zaman; amat sedikit orang yang berani mengatakan yang benar, dan di dalam berkata yang jujur lidah sudah menjadi kelu, orang yang tegak mempertahankan kebenaran mulai dihinakan orang. Ahlinya telah banyak yang tekun dalam berbuat durhaka kepada Allah; sudah bersekutu semuanya memilih kata yang bagus untuk mengambil muka. Pemudanya keras kepala, orang tuanya penuh dosa, orang yang dianggap alim menjadi munafik, sedang yang pandai membaca Alquran membacanya hanya dengan mulut tak sampai ke hati. Yang kecil tidak mau memuliakan yang tua, dan yang kaya tidak mau memelihara yang miskin.”
FA: sebaiknya setiap nukilan disebutkan maroji’nya atau riwayatnya supaya terhindar salah kutip. Semoga kita bisa mengambil pelajaran tersebut termasuk yang tekun bermaksiat kepada Alloh dengan membuat hukum yang bertentangan dengan kehendakNya lalu memaksa kepada orang lain untuk mentaatinya.
Catatan: Sampai disini FH tidak menjawab lagi malah saya dituduh mencari sensasi dengan mempublikasikan dialog sms ini, padahal tujuannya untuk bahan renungan umat. Bagi saya FH masih ada baiknya mau merespon sms dakwah saya, sedangkan tokoh-tokoh lain menjawab sekenanya, seperti: subhanalloh; terimakasih; bagaimana caranya (dan setelah dijelaskan lalu tidak dijawab lagi) dan kebanyakan mereka tidak berkomentar sedikit pun; apakah fenomena ini seperti yang difirmankan Alloh swt dalam surat Albaqarah: 6-7 “sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Alloh telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.” Ibnu Abbas ra mengatakan, bahwa kedua ayat ini diturunkan sehubungan dengan kaum Yahudi Madinah, yang meskipun diberi peringatan, mereka tetap tidak akan beriman (hadits sahih riwayat Ibnu jarir dan Ibnu Ishaq; lihat tafsir Ibnu Katsir:1/85).
Saya benar-benar takut sekali jika negeri ini dikelola oleh orang-orang yang berani menentang Allah swt karena berarti mengundang azab-Nya. Astaghfirullahal’adzim.
(M Fachry/arrahmah.com)