Clive Stafford Smith, direktur Reprieve (Aksi Amal Penangguhan Hukuman mati) yang berbasis di London, baru-baru ini mengunjungi Guantanammo untuk pertama kalinya, padahal teman-temannya telah melakukan kunjungan, dan kembali dengan perasaan ngeri pada eksistensi lanjutan dari Guantanamo, bahwa ikon suram dari pemerintahan Bush mengabaikan hukum yang ada, yang presiden Obama sendiri tidak dapat menutupinya.
Teringat kembali peringatan peristiwa 9/11 yang ke sepuluh di bulan September telah berlalu pada Oktober 2011. Melalui peringatan peristiwa 9/11 yang ke sepeluh atas Invasi AS ke Afghanistan dan mendekati peringatan sepuluh tahun dibukanya pernjara Guantanamo pada Januari 2012.
Peringatan tahun ke sepuluh dimana 171 orang masih ditahan di sana sejak mereka pertama kali di tangkap, dan untuk merenungkan apa yang dikatakan tentang “gagasan Amerika” atas keadilan dan kejujuran. Mengapa sebagian mereka masih ditahan tanpa tuduhan atau bukti???
Dalam kunjungannya ke Guantanamo, Clive Stafford mengunjungi Shaker Aamer, warga Inggris terakhir yang ditahan di Guantanamo, yang kasusnya telah sangat lama menjadi perhatian warga Inggris dan para penentang Guantanamo di Amerika Serikat dan di tempat lainnya di dunia.
“Saya telah menulis tentang kasusnya secara ekstensif selama bertahun-tahun, dan kisahnya juga dikisahkan di sebuah film dokumenter “Outside the Law:Stories from Guantanamo”, yang saya arahkan bersama pembuat film Polly Nash.
Seorang warga negara Inggris dengan seorang istri dan empat anak, Shaker Aamer tidak dan belum pernah dituduh atau diadili, menurut laporan Clive Stafford Smith dalam sebuah artikel, siaran pers, dan sebuah surat kepada Menlu Inggris William Hague.
Dengan semua pemberitaan tersebut Shaker Aamer tetap ditahan tanpa alasan, tepatnya sudah sepuluh tahun sejak dia pertama kali ditangkap.
Meskipun dia telah diberitahu bahwa ia akan dibebaskan di tahun 2007, dan juga meskipun pemerintah Inggris telah berturut-turut diminta untuk mengembalikannya ke UK.
Kunjungan yang mengerikan
Dia ditahan sejak 24 November 2011, jadi dia berada selama sepuluh tahun penjara tanpa tuduhan apapun.
“Saya tidak bisa mengungkapkan apa saja yang dia katakan kepada saya, seperti biasa, keluhannya hanya seputar perlakuan buruk terhadapnya, masalah kronis kesehatannya.
Bagaimanapun, Guantanamo sekarang lebih parah daripada sebelumnya, seperti yang mungkin diilustrasikan oleh pengalaman saya sendiri” kata Clive Stafford saat kunjugannnya ke Guantanamo.
Clive Stafford juga menjelaskan, Guantanamo semakin meningkatkan penyiksaannya untuk siapa saja yang terkait. Para tentara telah lama mengabaikan gagasan hukum dengan menahan para tahanan tanpa pengadilan yang menjaga aturan hukum.
Para tahanan telah kehilangan banyak harapan, sepuluh tahun berada di penjara bengis tanpa akhir. Bahkan para pengacara merasakan kunjungannya sangat tidak nyaman.
Shaker Aamer, warga Inggris terakhir yang ditahan di Teluk Guantanamo, dia ditahan selama sepuluh tahun tanpa tuduhan maupun peradilan. Sepuluh tahun lalu Shaker Aamer ditawan di Afghanistan. Sesudah itu dia dijual sebagai hadiah untuk tentara AS, disiksa di markas Angkatan Udara di Bagram dan Kandahar (agen Inggris menjadi saksinya), sebelum ditransfer ke Teluk Guantanamo untuk penyiksaan selanjutnya.
Dia tidak pernah di tuduh atas tuduhan apapun, dan berita melaporkan bahwa dia adalah satu dari 88 diantara 171 tahanan yang masih ditahan di Guantanamo, yang telah lama bersih dan seharusnya dibebaskan dari penjara.
Berdasarkan hukum, hingga kini Menteri Pertahanan AS Leon Panetta menyatakan bahwa Inggris adalah tempat yang aman baginya untuk kembali. Dan dia tidak akan melakukan kejahatan dikemudian hari disana–tetapi tampaknya Panetta sudah enggan melakukannya.
Komplikasi penyakit akibat penyiksaan
Setelah mengunjungi Shaker Aamer minggu lalu, direktur Reprieve (aksi amal penangguhan Hukuman mati) ini menulis surat kepada Menlu William Hague mengenai daftar penyakit yang di derita Shaker Aamer. Daftar tersebut di hapus oleh proses sensor AS .
Direktur Reprieve Clive Stafford Smith mengatakan : “Saya melihat Shaker Sabtu lalu dan dia berusaha tampil dengan wajah yang tegar meskipun selama 10 tahun mendaptkan penyiksaan yang mengerikan, yang membuat setiap manusia jatuh hampir ke titik kematian.
Mengapa Inggris berpura-pura memiliki ‘hubungan khusus’ jika seseorang dari London dapat ditahan selama satu dekade tanpa proses apapun, meninggalkan istri dan anaknya tanpa seorang ayah?”
Ini sangat memprihatinkan. Shaker Aamer menderita penyiksaan yang tak terduga di abad ke 21 ini. Satu dari banyak hal yang menjadi perhatian adalah kesehatan fisiknya.
Shaker Aamer sekarang telah ditahan di ruang isolasi selama lebih dari dua tahun. Otoritas AS mungkin berdalih tentang syarat ‘isolasi’ (mereka telah diketahui melakukannya sejak dahulu), namun tidak ada yang dapat mengubah fakta bahwa Shaker Aamer telah ditahan di sel terpencil selama itu, dan banyak lagi selama masa sepuluh tahun.
“Dia mengalami Arthritis pada lutut dan jari-jarinya akibat dari kejamnya penyiksaan,dia juga memiliki masalah asma (lebih buruk lagi, hingga sesak nafas, ketika tentara AS menyemprotkan lada kepadanya selama ekstrasi periodik sel).
Selain itu masih banyak lagi penderitaan fisik yang dialami Shaker Aamer seperti, perut panas dan asam reflux diperburuk oleh diet, sakit prostat dengan masalah serius pada urin, masalah telinganya, termasuk kehilangan keseimbangan dan pusing.
Leher, bahu dan punggungnya mengalami sakit akibat pukulan yang dia derita, dan kukunya mengalami infeksi serius, cacingan dan penyakit gatal diantara kakinya, wasir dan sakit ginjal yang ekstrim.
Dia juga mengeluh masalah THT, insomnia serius, masalah saraf di kaki kanannya, dan lain-lain. “Saya bisa langsung membuktikan semua masalah ini.
Contohnya, jika AS tetap besikeras bahwa mereka memberi makan dengan makanan berkualitas baik, saya dapat beritahu anda bahwa saya mencicipi makan siangnya yang diberikan kemarin dan itu menjijikan.
Saya mengamati infeksi pada ibu jari kirinya dan ibu jari kananya, dan telunjuk kanannya dan kuku jari tengahnya,
dan itu seperti tidak pernah saya lihat sebelumnya, ujung kuku-kukunya pun menjadi hancur”. Tutur Clive Stafford saat menemui Shaker Aamer di Guantanamo yang mengerikan.
Tidakkah itu semua cukup menjadi bukti kebengisan penjara Guantanamo? Para tahanan mendapat siksaan yang dapat menewaskan mereka perlahan-lahan.
Semoga Allah membalas para kafirun yang tak pernah henti menyiksa saudara-saudara kita di Guantanamo, Aamiin. Berdo’alah untuk keselamatan saudara-saudara kita di Guantanamo. (siraaj/arrahmah.com)