MUMBAI (Arrahmah.com) – Beberapa hari lalu, di India terjadi peristiwa besar yang mengejutkan dan berhasil menarik perhatian publik internasional. Sekelompok orang bersenjata menyerang delapan titik di India, termasuk dua hotel mewah di Mumbai. Ini adalah beberapa point mengenai serangan Mumbai yang dapat kami simpulkan.
- Hingga berita ini diturunkan, tidak ada seorang pun atau kelompok mana pun yang memberikan statemen bertanggung jawab (sebenarnya) atas penyerangan. Yang kami dapat dari sumber media kafir, sebuah kelompok yang menamakan dirinya “Deccan Mujahidin” mengklaim bertanggung jawab atas penyerangan. Deccan merupakan kelompok dari jazirah di Selatan India. Sejauh pengamatan kami di media online, Deccan Mujahidin memberikan statemen yang menjelaskan tujuan dari serangan mereka. Wallahu a’lam, kami tidak dapat memastikan keasliannya sehingga tidak kami tampilkan di sini.
- Kami tidak akan mengambil pernyataan Maulana Mahmoud ul-Hasan Aqmi yang telah membuat kekeliruan dengan berkata, “Islam tidak pernah mengajarkan siapa pun untuk mengambil hidup (nyawa) seseorang.” Pernyataan ini ia lontarkan saat merespon statemen Deccan Mujahidin.
- Terus terang, taktik tersebut sama sekali tidak nampak sebagai hasil pekerjaan Al-Qaeda. Peristiwa tersebut lebih terlihat sebagai perang dalam tingkat nasional, bukan level internasional. Al-Qaeda tidak pernah memiliki catatan seperti itu, kecuali jika ada sekelompok orang yang menganggap dirinya jaringan Al-Qaeda di India, dengan berat hati kami meragukan keabsahan statemen mereka yang disebarkan melalui Fajr Media lewat forum Jihadi Arab.
- Menurut The Times India, mereka menginformasikan bahwa pelaku menuntut / menginginkan seluruh mujahidin yang berada dalam tahanan di India harus dilepaskan, dan hanya Allah yang mengetahui sebenarnya.
Ini adalah berita yang bersumber dari The Times India:
“Ada sekitar tujuh orang pejuang kami yang berada di hotel Oberoi,” ujar Sahadullah menjelaskan. “Kami ingin semua mujahidin yang berada dalam tahanan di India dilepaskan, dan hanya setelah itu, kami akan melepaskan sandera.”
Dia mengatakan bahwa dirinya anggota dari kelompok Islam di India yang ingin mengakhiri penyiksaan terhadap muslim di India.
Sahadullah diidentifikasi sebagai anggota dari sebuah kelompok yang menamakan dirinya Deccan Mujahidin, kelompok bersenjata yang berada di Hotel Oberoi, menuntut dilepaskannya para mujahidin yang berada dalam tahanan pemerintah India.
“Muslim di India seharusnya tidak dianiaya. Kami mencintai negeri ini sebagai negeri kami, tetapi apabila Ibu atau Adik perempuan kami dibunuh, di mana semua orang berada?” ujarnya dalam sebuah wawancara telepon.
Peristiwa ini sungguh menarik untuk ditelusuri kebenarannya, saat muslim di India mengalami pembantaian (seperti insiden Gujarat), media-media di seluruh dunia tidak memperdulikan mereka. Tidak ada satupun media yang berusaha mempublikasikan peristiwa tersebut. Tetapi saat satu orang Inggris atau Amerika yang di tangkap dalam pertempuran melawan mujahidin, seluruh media beramai-ramai memberitakannya dan menjadi perbincangan internasional.
Jika benar, mereka berjuang untuk membebaskan saudara-saudara muslim mereka yang berada dalam tahanan India, kemudian dengan pasti, mereka telah menarik perhatian dunia. Jika pejuang-pejuang ini dapat mempertahankan posisi mereka dan dapat menyuarakan dengan lebih nyaring permintaan-permintaan mereka, maka peristiwa ini dapat menjadi tekanan untuk nyaring permintaan-permintaan mereka, maka peristiwa ini dapat menjadi tekanan untuk pemerintah India.
Bagaimanapun, jika bukan mereka yang melakukannya, peristiwa ini akan melahirkan sebuah perkelahian yang besar di India. Peristiwa ini juga dapat dikatakan menjadi pembalasan untuk pemerintah India atas peristiwa Gujarat dimana 2.000 muslim dibantai oleh orang-orang Hindu disertai dengan tindakan-tindakan yang tidak bermoral termasuk perkosaan terhadap muslimah.
Dan jangan lupa, muslim Kashmir masih dianiaya oleh pemerintah India. Hingga kini, muslim yang telah menjadi korban di Kashmir mencapai 80.000 jiwa. Angka ini mungkin masih akan terus meningkat.
Setelah mempertimbangkan semuanya, Muslim India butuh perhatian media internasional secara masiv (besar-besaran) sehingga permintaan-permintaan mereka dapat terdengar. Membuat penduduk India menyadari, bahwa orang-orang Hindu terus-menerus membantai muslim, dan permasalahan itu perlu dipecahkan solusinya secepatnya. Peristiwa ini pasti dipandang ekstrim oleh orang asing, namun jika kita melihat konteksnya, kita harus mengakui adanya konflik berkepanjangan dan bagaimana ummat Islam di India selalu ditindas.
Sesuatu yang menarik dan sepertinya terlupakan oleh orang banyak adalah mengembangkan berita untuk mengetahui adakah peran Israel dalam peristiwa ini. Pemerintah India menolak Intelijen Israel menyelidiki kasus ini setelah mereka menawarkan diri. Namun, telah terlihat, Israel mengirimkan tentaranya ke India. (Prince Muhammad/Hanin Mazaya/arrahmah.com)