AZAZ (Arrahmah.com) – Di Suriah, ada aktivitas yang biasa dilakukan tapi tak biasa seperti biasanya. Biasanya, aktifitas menggali kuburan dilakukan ketika ada orang yang meninggal. Tetapi para penggali kuburan di Suriah, salah satunya di kota Azaz, menggali kuburan tanpa perlu menunggu ada kematian.
Serangan-serangan bom yang dilancarkan pasukan rezim Bashar Assad secara tiba-tiba dan menyebabkan korban tewas dalam jumlah besar, membuat kaum Muslimin di Suriah berinisiatif untuk mempersiapkan liang lahad. Seakan tahu bahwa kematian massal akan terjadi dalam waktu dekat.
Banyak kasus para korban harus dikuburkan secara massal, karena keterbatasan. Contohnya saja pada Sabtu (29/12/2012), sebelas warga sipil gugur akibat dua bom yang dijatuhkan pesawat tempur rezim Assad pada enam rumah warga, menurut aktivis setempat. Sebagian anak-anak dimakamkan dua orang dalam satu kuburan untuk “menghemat” tempat.
Pada Ahad paginya, para penggali kubur kembali menggali kuburan baru untuk para korban selanjutnya, siapapun mereka.
“Kami tahu pesawat akan datang menghantam kami, sehingga kami bersiap-siap,” ujar Abu Sulaiman, salah satu dari penggali kuburan di pemakaman Syaikh Saad, dilansir Reuters, Ahad (30/12/2012).
“Pembantaian sedang berlangsung. Kami menempatkan setiap dua atau tiga jasad bersamaan. Kami telah bekerja dan menggali sejak pukul 6 pagi hari. Kami akan menggali 10 kuburan baru hari ini,” katanya.
Abu Bahri (45), menceritakan bagaimana kota ini terus menggali kuburan baru sejak beberapa bulan lalu, ketika pertempuran di provinsi Aleppo semakin sengit.
“Ketika kami pertama kali menggali kuburan, kami menggali 14. Kami tidak mengharapkannya untuk diisi, dan kemudian kami terkejut oleh pembantaian yang pertama yang terjadi,” katanya kepada Reuters sambil mengawasi para pekerja yang sedang menggali kuburan baru.
“Kami memperkirakan rezim akan melakukan pembantaian lagi karena ini adalah kejahatan rezim. Ini adalah genosida. Mereka tidak menghantam target-target Tentara Pembebasan Suriah (FSA), mereka menghantam warga sipil,” katanya.
Mereka tak mengharapkan kuburan-kuburan itu terisi, tetapi kejamnya rezim Assad yang melancarkan serangan besar secara tiba-tiba, membuat mereka melakukan persiapan ini.
Ketika tanah makam sudah penuh, mereka mungkin terpaksa harus mencari lokasi baru, kata Abu Sulaiman.
“Kami mempersiapkannya. Mungkin kami yang akan dikuburkan di dalamnya.” (siraaj/arrahmah.com)